Semua memandang ke arah Mentari dengan tatapan yang seakan memaksanya untuk memberi jawaban atas perasaan Vero.
"Kalian dong, jangan memandangku seperti itu, aku seperti tersangka pembunuhan saja," tukas Mentari.
"Tari, ayo katakan apa yang sedang kamu rasakan terhadap, Kak Vero! Kamu suka kan dengan dirinya?" cecar Laras.
"Eh, jadi pembicaraan kalian masih ke arah situ ya?" tanya Mentari dengan polosnya.
"Yaiyalah, Tari. Kemana lagi?" jawab Laras.
"Aku, belum bisa memberikan jawabannya sekarang!" tegas Mentari.
Lalu dia pun langsung berlari begitu saja meninggalkan yang lainnya.
"Eh, Tari! Kok malah pergi sih!?" teriak Laras.
Namun Mentari tak menghiraukannya, dia masih berlari kencang.
"Yah! Kok jadi marah sih!" keluh Laras.
"Kak Vero! Ayo kejar!" suruh Laras kepada Vero.
"Iya!" jawab Vero.
Dan Vero pun berlari mengejar Mentari.
"Tari! Tunggu, Tari!" teriak Vero.
Menteri terus berlari, dari dua sudut netranya tampak mengeluarkan air mata.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com