Siang pun perlahan berganti malam.
Angin semilir lembut dan sejuk membelai dedaunan. Dan di perindah dengan sinar rembulan.
Jam menunjukkan pukul 08:00, Mentari sudah berdiri di depan gerbang, dan berdandan cantik sesuai dengan ucapannya tadi.
Sambil berkali-kali melihat kearah pergelangan tangannya.
"Sudah, jam Delapan pas, tapi Alvin belum juga datang, masa duluan aku," gumam Mentari.
Lalu seseorang menepuk punggungnya dari belakang.
"Kamu mau kemana?" tanya Sandra dengan ketus.
"Eh, Kak Sandra, Tari mau pergi sama Alvin" jawab Mentari dengan jujur.
"Wah, Tari, kamu hebat ya, bisa mendapatkan Alvin. Secara Alvin itu kan ganteng, keren. Sedangkan kamu ... yah, kamu sadar sendiri, 'kan, kamu itu seperti apa?" sindir Sandra.
Dan seketika Mentari pun berubah menjadi murung. Tapi dia tidak bisa kalau harus diam saja. Selama ini dia sudah terlalu banyak mengalah dan terus di injak-injak oleh Sandra.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com