Seharian itu Apo pun mendapat servis beruntun. Dia dimanjakan walau belum jadi apa-apa. Saat pulang, baru dibelikan roti-rotian dan kue. Kata Raja Millerius dia sengaja agar Apo mau mencoba hasil panen sangking lapar dan hausnya. Namun Apo terlalu lelah untuk terjaga seperti saat berangkat. Dia menguap berkali-kali sebelum ditunjukkan paha kosong yang leluasa. Raja Millerius bilang dia boleh tidur di sana. Apo mikir 100 kali lipat sebelum mau menunduk perlahan-lahan.
"Dingin ya, anginnya?" kata Raja Millerius sambil mencopot jubah untuk jadi selimut si carrier. "Mungkin salju segera merembet daerah sini. Tapi iklimnya lambat sekali. Entahlah, Natta."
"Bisa diam tidak?" seloroh Apo. "Anda ini berisik sekali! Ngantuk tahu."
"Hhhhh ... tidur saja."
"Plis deh."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com