"Hmph."
Seringai kecil tumbuh di bibir Raja Millerius.
"Kenapa?"
"Jawaban yang tidak buruk. Aku lega mendengarnya," kata Raja Millerius. "Setidaknya masih ada kesempatan, kan? Ha ha ha. Bukan nol persen seperti dulu. Good for you."
Apo bingung, tapi jantungnya merasakan sentilan aneh. Dia terpesona oleh kekehan kalem, agak berat, juga dada bidang yang bergetar-getar di hadapannya. Dari sudut ini bisa Apo lihat betapa bahagianya Raja Millerius ada di sisinya. Sang dominan membuat wajahnya panas padahal tidak ada yang terjadi.
Ah, bangsat, bangsat.
Bisa tidak sih, jangan menggemaskan begitu?
Aku jadi ingin memerkosamu.
Perlahan Apo pun mendekat, demi mengikuti naluri. Kelopak matanya turun bertahap dan hanya fokus ke bibir yang membuatnya bergairah. Apo terpaku seperti bunga yang menunduk makin ke bawah, tahu-tahu Raja Millerius diam dan merangkul punggungnya selembut mungkin.
"Hmmh ...."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com