Pelototan dibalas pelototan.
Mile bahkan meremas tangan itu, seolah benar-benar tidak ingin dibantah. "Aku yakin kamu juga tidak tuli," tegasnya. "Jadi ikut aku sekarang."
Apo mendesis, tapi Mile tidak peduli. Dia menyeret anak itu keluar dari galeri dengan langkah-langkah urgen.
"Kenapa Hia seenaknya begini? Harusnya aku yang marah!" bentak Apo. Tapi dia malah dibanting masuk mobil begitu sampai di parkiran.
"Masuk dulu," tegas Mile.
Bukannya menegakkan duduk, Apo justru terlihat semakin murka.
"Ini juga mobil siapa, hah?! Baunya rokok dan parfum laki-laki!"
Mile justru semakin menaikkan suaranya. "Diam dulu bisa tidak?!" bentaknya balik.
Apo pun diam. Mereka bertatapan sesaat sebelum kemudian Mile mundur, menutup pintunya. Lalu masuk lagi lewat pintu kemudi. Saat mobil dilajukan, Apo baru membenahi postur duduk dan melengos ke luar jendela.
Matanya berair, tapi tidak sampai jatuh setetes pun dari sana.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com