Tentu saja Rehan langsung meremas foto dan surat itu dan membuangnya ke tempat sampah. Dia terlalu takut lalu kemudian meenutup mata untuk membaca surat itu lagi. Tapi entah kenapa rasanya terganggu. Jadi dia cari lagi dari tempat sampah dan membukanya.
Besoknya dia benar-benar datang ke kafe XXX tapi dengan menggunakan samara. Dia menggunakan hoodie, dengan kerudung jaket yang dipasang di kepala, lengkap topi dan masker dengan pura-pura mengerjakan tugas seolah mahasiswa entah dari mana yang terkena flu.
Padahal diam-diam dia sungguhan datang karena penasaran apakah cowok beranama Arkan itu benar-benar ke sini untuk menanti bertemu dengannya. Dan apakah dia seganteng yang ada di dalam foto.
Selama itu Rehan berpikir keras apa yang dilakukan lelaki dengan lelaki gay yang mengincarnya kalau mereka pacarana. Yang pasti, menurutnya sungguh sial… kenapa dari sekian pengalaman yang ingin berpacaran… dia justru menjadi lelaki yang ditembak sesame jenisnya?
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com