Detik itu juga, Lucas merasakan jantung hatinya hilang tanpa jejak. Dia benar-benar tak tahu apa yang sebenarnya telah terjadi. Yang pasti, Raynold, Evelyn, dan dirinya terbang ke Indonesia seketika hari itu…
Lucas sendiri melihat dua mayat ditutup dengan kain putih selepas masuk ke dalam ruang UGD. Mereka didorong depan belakang oleh para suster. Dan Aleta yang masih hidup itu kini terterbaring sendirian di sebuah ruangan VVIP yang luas dan hening.
Raynold dan Evelyn mengikuti kemana mayat itu pergi. Mereka ingin melihat wajah Hendra dan Maharani untuk terakhir kali dan mengurus pemakaman mereka. Sementara Lucas melangkah seorang diri ke dalam kamar Aleta dan melihat wajah gadis itu secara langsung untuk pertama kali.
Wajah yang masih tetap cantik, dengan mata besar yang basah oleh air mata yang keluar sendirinya. Bulu mata panjang-panjang, hidung mancung, dan bibir mungil yang dihiasi pucat di sekujur tubuh … Lucas gemetar tanpa sadar karena melihat selang-selang yang menopang kehidupan gadis itu.
Dia buta, dia fraktur parah dan akan sangat sulit berjalan. Dokter sudah menginformasikan hal itu beberapa saat lalu saat mereka bertiga menunggu masa-masa pemeriksaan.
Tapi entah kenapa Lucas tidak bisa berhenti memandangnya. Dia meraih pipi gadis itu dengan ujung jemari. Dia usap perlahan air mata yang mengalir turun, dan dia mengecup sudut bibir itu dengan perasaan yang teramat dalam.
"Aleta… Aleta…" sebut Lucas untuk kali pertama.
Bagaimana bisa cintanya terbang ke udara menjadi rasa sakit yang teramat perih seperti ini?
Lucas ingin sekali mendekap gadis itu untuk dirinya sendiri. Dia tidak ingin kehilangan. Bahkan jika bisa, Lucas ingin mengambil sebagian dari luka gadis itu untuk ikut dia tanggung tapi tidak bisa.
Lucas mencoba menjadi seseorang yang cukup kuat saat mendadak diserahi berbagai pekerjaan untuk menghandle perusahaan Hendra dan Maharani dua hari setelah kejadian itu.
Belasungkawa menghiasi langit-langit yang cerah di Jakarta Barat. Orang lain mungkin hanya mengatakan, "Ah… Sangat disayangkan. Kami turut berduka," namun untuk Lucas, ini benar-benar penentuan.
Lucas sendiri tak mengerti, mengapa Hendra dan Maharani sepercaya itu kepadanya. Bahkan sebelum dia dinikahkan dengan Aleta, mereka sudah menulis berbagai surat warisan, mengarsipkan dokumen rahasia di bangsal khusus yang kuncinya dia pegang juga dalam surat itu, dan berbagai hal lain yang harus dia tahu sebelum memegang segala tanggung jawab besar itu.
Lucas seperti tengah dipermainkan kehidupan. Dirinya siapa? Dirinya bisa apa? Jika dirinya tidak mencintai Aleta, bukankah hal itu menjadi perbuatan yang ceroboh?
Lucas bisa saja mengambil alih perusahaan itu untuk membuang Aleta ke jalanan sesuka hati—seperti yang gadis itu mau—namun, dia tak bisa melakukannya begitu saja.
Tahu apa mereka? Lucas jadi merasa begitu terbebani akan rasa percaya yang teramat dalam itu.
"Tuan Lucas… Tuan Lucas?" panggil Asisten Egy. Lelaki yang menggantikan asisten lamanya di Jerman itu melambaikan tangan di depan wajah Lucas.
"Oh, ya?"
"Kita sudah sampai ke tujuan," kata Asisten Egy lagi.
Lucas pun tersadar begitu melihat ke pemandangan sekitar. Oh, ini sudah kembali di Bandung. Sejak kapan?
Lucas pun segera turun dari mobil dan merapikan suit jasnya. Dia memandang ke sekitar dan melihat jejeran para anak perusahaan sedang menyambut kedatangannya bak kaisar. Bukan lagi sekedar putera mahkota dari seorang raja. Mereka tentu sudah tahu dirinya berposisi apa di sini. Sebagai calon pemilik sah dari perusahaan—atau secara resmi memang sudah menempati posisi eksekutif itu.
Sejujurnya, Lucas sendiri belum terbiasa. Bagaimana pun, meski menjadi pewaris seorang CEO besar sekelas Raynold di Jerman sana, Lucas tak pernah berpikir akan naik ke posisi tertinggi dengan cara melesat mudah seperti itu. Karena alasan tersebut juga lah dirinya belajar begitu keras agar pantas menjadi seorang pewaris.
Namun, apa ini? Menjadi CEO tertinggi dan mengambil alih kepemimpinan?
Dirinya benar-benar seperti orang asing yang jatuh dari langit untuk merampok sesuatu andaikan Hendra dan Maharani tidak pernah mengumumkannya secara langsung di depan beberapa orang kepercayaan.
Raymond, Eve, dan yang lain. Semua sudah diberitahu sejak awal. Hanya dirinya sendiri dan Aleta yang justru tidak tahu.
"SELAMAT DATANG, TUAN LUCAS!"
Lucas udah jatuh cinta banget sama Aleta sejak pertama kali liat fotonya (^3^♪
Kok bisa? Ya bisa! ƪ(˘⌣˘)ʃ