webnovel

13

14.00 wib.

Sandi keluar dari kelasnya dengan ketiga temannya. Hari ini mereka akan mengerjakan tugas kelompok bersama dan beruntungnya mereka menjadi satu kelompok. Sebenernya Sandi melas berkelompok dengan tiga temannya terutama Gilang yangtidak pernah serius dan selalu mengajak Aldi untuk bermain game. Hal itu membuat Sandi kesal bukan main.

"kita mengerjakannya dimana?" tanya Gilang sambil berjalan dikoridor kelas tiga.

"di rumah Sandi saja" putus Aldi sepihak sambil melihat Sandi.

"sebentar tadi di rumah ada ayahku, aku telfon mama dulu buat tanya" kata Sandi sambil sedikit menjauh dari teman-temannya untuk menelfon ibunya yang ada di rumah.

Setelah beberapa saat, Sandi kembali keteman-temannya sambil memasukkan ponsel kedalam saku celana.

"bagaimana?" tanya Gilang.

"ayahku sudah pergi ke kantor dan kata mama kalian boleh ke rumah" katanya.

"yey ke rumah Sandi" kata Lian dengan senang. Kemudian mereka berempat berjalan menuju parkiran sekolah sambil bercanda gurau. Lebih tepatnya Aldi yang menggoda Lian hingga membuat lelaki yang memiliki wajah cantik itupun kesal dan memukul Aldi. Sandi yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya.

Keempat lelaki itu sampai di rumah Sandi. Tentu saja dengan Rey yang mengantar Sandi sampai masuk kedalam halaman rumah lelaki manis itu sedangkan Aldi berboncengan dengan Lian dan Gilang menaiki motornya sendirian.

"terima kasih" kata Sandi pada Rey yang sudah mengantarnya sampai masuk kehalaman rumahnya.

"tidak masalah, aku pulang dulu" kata Rey sambil melajukan motornya keluar dari halaman rumah Sandi. Ketiga teman Sandi yang sudah memarkirkan motornya dengan benar di garasi rumah tersebut itupun menatap kepergian Rey hingga lelaki tampan itu sampai di rumahnya yang berada tepat disebelah rumah Sandi.

"kenapa kalian melihatnya?" tanya Sandi yang awalnya ingin mengajak ketiga temannya masuk kedalam rumah, tapi ia urungkan ketika melihat ketiga lelaki itu melihat kearah rumah Rey.

"tidak kok" kata Gilang sambil menyengir lebar.

Mendengar jawaban Gilang membuat Sandi menatapnya dengan tajam.

"sudahlah San, aku tidak memikirkan hal yang aneh-aneh" lanjut Gilang ketika melihat tatapan tajam Sandi sambil menggaruk rambutnya yang tak gatal.

"mencurigakan!" kata Sandi sambil berjalan kepintu rumahnya diikuti dengan Aldi dan Lian. Sedangkan Gilang masih diam melihat ketiga temannya masuk kedalam rumah Sandi, kemudian ia kembali melihat rumah Rey sebelum berjalan masuk kedalam rumah Sandi.

Samapi didalam rumah Sandi, mereka disapa oleh ibu Sandi sebelum masuk kedalam kamar lelaki manis itu untuk mengerjakan tugas.

Sampai di kamar Sandi, mereka duduk disofa yang ada didalam kamar tersebut. Sedangkan Sandi memilih untuk melepas jaketnya dan menyalakan ac agar kamarnya tidak terasa gerah. Ia juga membuka gorden kamarnya yang selalu ia tutup ketika ia tidak ada di kamar.

Baru beberapa menit mereka berada di kamr Sandi, ny. Sani tiba-tiba masuk kedalam kamar anaknya sambil membawa senampan camilan dan minuman untuk keempat lelaki muda itu.

"terima kasih tante" kata ketiga teman Sandi dengan kompak.

"sama-sama, belajar yang giat ya"

"iya tante"

Setelah kepergian ibu Sandi, mereka mulai duduk dikarpet sambil melingkari meja yang ada disana.

"kita mulai?" tanya Sandi yang sudah duduk bersama dengan ketiga temannya.

"sebentar, San" kata Gilang sambil mencomot camilan yang disuguhkan oleh ibu Sandi tadi.

"dasar, makanan mulu…awas jika nanti kau mengajak Aldi main game" omel Lian dengan menatap Gilang dengan tajam. Gilang hanya menyengir mendengar omelan dari lelaki cantik itu.

Dengan tak memperdulikan Gilang, ketiga lelaki lainnya mulai mengeluarkan buku matematikanya dan mulai berdiskusi tanpa Gilang. Meskipun lelaki itu makan camilan, tapi telinganya mendengarkan apa yang Sandi katakan dengan jelas.

"kenapa guru matematika itu memberikan tugas seperti ini" gumam Gilang ketika Sandi sudah selesai membagi tugas yang harus mereka cari.

"itu karena kita tidak memandang rendah matematika dan mau belajar, bodoh" jawab Aldi sambil mengetuk kepala Gilang dengan buku tulisnya yang ia tekuk.

"tumben kau mengatakan itu" heran Lian. Aldi hanya tersenyum.

"sudah cukup debatnya…ayo kita cari materinya" kata Sandi dengan menatap ketiga temannya. Mereka mulai mencari bahan materi yang menjadi tugas mereka dengan tenang.

"hah lelahnya" gumam Lian ketika ia sudah selesai mencari bagiannya. Bahkan ia sudah merangkumnya dibuku tulis yang ia keluarkan tadi. Lalu lelaki cantik itu beranjak dari duduknya dan pergi ke balkon kamar lelaki manis itu. Sedangkan sang pemilik kamar sendiri pergi ke kamar mandi. Ia lima menit lebih cepat mencari bagiannya dari pada Lian.

Ketika Lian baru keluar dari kamar Sandi tidak sengaja hal itu bersamaan dengan Rey yang membuka pintu balkon kamarnya. Mereka berdua saling tatap satu sama lain dengan tatapan terkejut selama beberapa saat. Rey menganggukkan kepalanya sekilas seakan menyapa Lian dan begitu juga dengan lelaki cantik teman Sandi itu. Kemudian Rey memilih duduk di kursi yang ada dibalkon kamarnya sambil menikmati jus yang ia ambil dari dapur tadi. Begitu juga dengan Lian yang tidak peduli dengan keberadaan Rey di balkon adik kelasnya itu. Toh ia sudah tahu jika kamar Sandi dan Rey berdekatan. Lelaki cantik itu memilih bermain ponsel dan membaca komik yang selalu ia baca disela-sela waktu bersantainya.

Sandi selesai dengan urusan kamar mandi. Ia kemudian mencari Lian dan melihat siluet lelaki cantik itu dibalkon kamarnya. Dengan santai ia berjalan menuju balkon kamarnya sambil melihat Gilang dan Aldi yang masih berkutat dengan buku catatan mereka sambil bercanda gurau. Ia tidak masalah dengan hal itu yang penting mereka menyelesaikan tugas yang tadi ia berikan.

Ketika akan keluar dari dalam kamar, tak sengaja matanya melihat Rey yang duduk manis dikursi sambil menikmati jus. Sandi yang ingin menghiraukan lelaki itupun ia urungkan ketika Rey melihatnya. Kemudian mereka melakukan interaksi dengan tanpa suara. Sandi yang memulai hal itu karena ingin mengejutkan Lian yang begitu serius dengan ponselnya. Rey hanya menganggukkan kepalanya. Kemudian Sandi fokus kembali kepada Lian yang masih belum sadar akan kehadirannya. Dengan perlahan ia mendekati Lian.

Sret.

"aarggh!"

Sandi mengambil ponsel Lian dan membuat lelaki cantik itu terkejut dan berteriak. Sandi tertawa melihat Lian yang terkejut sambil memegang ponsel lelaki cantik itu.

"ish kau menyebalkan ya, San" kesal Lian sambil memukul bahu sandi sekilas. Hal itu tidak lepas dari tatapan Rey yang ikut tersenyum ketika Sandi berhasil mengejutkan temannya itu.

"hehe maaf…aku hanya penasaran dengan apa yang kau lakukan dengan ponselmu" kata Sandi sambil melihat ponsel Lian. Lelaki cantik itu tidak merasa aneh sedikitpun ketika Sandi penasaran dengan ponselnya, tapi detik berikutnya ia membelalakkan matanya ketika mengingat sesuatu yang tertera dilayar dilayar persegi miliknya itu.

"ja-" ucapannya terputus ketika melihat wajah Sandi yang terkejut setelah melihat ponselnya.

"aah" desah Lian agak sedikit menyesal setelah melihat Sandi terkejut. Ia tidak tahu harus merespon seperti apa. Bahkan Sandi pun langsung memberikan ponsel lelaki cantik itu kembali dan masuk kedalam kamarnya.

tbc

Re lagi seneng hari ini karena kesayangan live kemarin jadi up deh...inginnya besok, tapi .... :D

semoga suka dan terima kasih yang udah baca cerita ini :)

semoga gak membosankan ya....

Ren_Jinangcreators' thoughts
Próximo capítulo