Satu tahun berlalu, Mikha dan ayahnya berpamitan pada Bude di halaman rumahnya. Bude tak bisa mengantar mereka berdua ke bandara karena kondisi fisiknya yang tak lagi sekuat dulu.
Sudah waktunya bagi ayah Mikha untuk kembali ke Jepang. Bekerja di Indonesia begitu sangat menyenangkan baginya, sebenarnya jika boleh memilih ia ingin tetap tinggal, Mikha juga terlihat sangat bahagia berada di lingkungan tempat tinggalnya.
Teman-teman sepermainannya sangat menyenangkan dan menerima Mikha dengan baik. Meski beberapa kali mereka mempertanyakan perbedaan di antara mereka.
Sang ayah menghela nafas panjang ketika ia sudah berapa di dalam taxi. Jelas sekali mereka berdua tak tega melihat Bude menangis karena harus berpisah dengan Mikha dan dirinya.
Lalu untuk bisa kembali bertemu, mereka pun masih ragu kapan waktunya.
"Ayah kenapa?" Suara Mikha yang menggemaskan mengagetkan lamunan sang ayah.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com