"Bagaimana kabar Naoki di sana?" Ayahnya bertanya sambil memperhatikan istri dan menantunya yang sedang asik merawat bunga di halaman mereka.
"Dia sudah baik-baik saja. Tidak seperti tahun pertamanya, sekarang Naoki lebih menikmati proses belajarnya."
"Syukurlah." Ayahnya menyesap tehnya, "aku sempat khawatir kalau dia tak bisa melangkah maju."
Pandangan mata Makoto menerawang jauh ke langit. Naoki tetap melangkah. Setidaknya raganya bergerak maju. meski hatinya membeku.
Makoto merasa bersalah tentang itu. Jika ternyata benar Naoki masih memikirkan Sagiri. Makoto harus menyadarkannya.
"Apa mungkin karena Sagiri sendiri yang menginginkannya?" suara ayahnya menarik semua titik fokusnya.
"Maksud ayah?" Makoto mengerti tapi ia tak bisa yakin dengan apa yang ia simpulkan.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com