Shouzi tersenyum kecil, gadis itu duduk kembali dengan melemparkan tubuhnya, ekspresinya kini terpasang seolah beban di punggungnya terangkat semua.
Tangan Shouzi bergerak untuk mengambil cawan berisi teh miliknya, setelah meminum teh, senyum gadis itu masih saja terpatri dengan lebar.
"Tenang saja, bahkan saudari Kaisar tidak akan mengatakan sepatah katapun tentang keputusan yang kuambil secara mendadak ini," terang Shouzi.
Su Lihwa terdiam sebelum mengeluarkan pertanyaan, "Kenapa? Bukankah dalam Menara Tianxia ini ditujukan untuk memamerkan Jenius dari seratus Alam Semesta? Jelas bukan, aku ini bukanlah orang yang berasal dari Alam Semesta Es ini?"
Sekali lagi Shouzi terkekeh, "Menurut sebagian besar orang mungkin begitu, tapi tidak dengan sebagian lainnya. Ingat, di dunia ini yang kuat dihormati dan yang lemah ditindas. Jika ada yang katamu orang luar lebih kuat dari kami pribumi. Kenapa tidak?"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com