Pada keesokan harinya, Ne Zha, Fu Daiyu dan Ruan Jian pergi keluar dari Kota Kuali Merah, mereka berencana melanjutkan perjalanan karena sudah cukup istirahat di Kota Kuali Merah.
"Selalu saja ada orang yang serakah." Langkah Ne Zha berhenti saat sudah jauh dari Kota Kuali Merah.
"Sepertinya orang Gu itu tidak memberikan kabar pada yang lain untuk tidak berurusan dengan kita," kekeh Fu Daiyu menanggapi.
Sedetik kemudian muncul lima orang bersamaan menghadang jalan Ne Zha dan lainnya.
"Serahkan Biji Pohon Neraka dan harta kalian!" bentak seorang pria yang kemungkinan memimpin empat orang lainnya.
"Jika tidak?" Ne Zha tersenyum seperti iblis.
"Maka kami akan menggunakan cara kasar!"
"Nona Fu kau tahu yang harus dilakukan," ucap Ne Zha seraya bersedekap tangan di dadanya.
"Tidak ada yang gratis Tuan Zha," kikik Fu Daiyu lalu menyerbu ke depan.
Ne Zha mengeluarkan dua kursi dan satu meja, dia menyuruh Ruan Jian duduk selagi menonton Fu Daiyu bertarung melawan lima kultivator Inti Kosong.
Ruan Jian menurut, lagipula dia percaya pada kekuatan gurunya itu, tangan lembutnya mengambil buah yang Ne Zha sediakan diatas meja dan memakannya.
Kelakuan Ne Zha dan Ruan Jian membuat lima kultivator itu menggernyit heran, kenapa mereka begitu santai saat lima kultivator Alam Inti Kosong menyerang mereka? Dan hanya seorang gadis muda yang menangani?
Pertanyaan atas keheranan mereka segera terjawab, ketika Fu Daiyu mengeluarkan serangan tapak. Lima kelopak bunga berterbangan dari sana.
Dengan ayunan tangan ringannya Fu Daiyu menghempaskan Ilmu Sihir Angin yang mengerikan sehingga membuat kelima orang itu terpental.
"Kalian terlalu cepat lima ratus tahun untuk menyerangku," ucap Fu Daiyu diirngi senyum manis.
Tapi senyum manis itu sungguh mengerikan bagi kelima orang tersebut.
"Kelopak bunga, seorang gadis muda. Kau Bunga Kematian!" seru salah satu dari lima orang tersebut.
"Aih... kenapa kalian selalu mengatakan kalimat itu jika menyadari identitasku." Fu Daiyu mengerucutkan bibirnya kesal.
Fu Daiyu menyerang dengan serangan tapak lima kali berturut-turut pada kelima orang tersebut, menerima serangan Fu Daiyu tentu bisa mereka tangkis. Namun mereka harus terpental kebelakang karena tidak bisa sepenuhnya menangkis kekuatan mengerikan dari Fu Daiyu.
Tangan Fu Daiyu terangkat lalu menjentikkan jarinya, lima kelopak bunga tadi segera menekan kelima orang tersebut hingga tersungkur bersujud dengan lutut sebagai topangan.
"Cepat sekali, aku baru saja menyeduh teh," protes Ne Zha seraya bangun dari duduknya.
Langkah Ne Zha terarah pada kelima orang yang tengah bersujud tersebut, tidak ada rasa ketakutan pada Ne Zha melihat lima kultivator Alam Inti Kosong menyerangnya.
"Apa yang ingin kau lakukan!" ujar pria berwajah bulat dengan penuh ketakutan.
Ne Zha tersenyum dingin menanggapi hal tersebut, senyum Ne Zha kini tak kalah mengerikan dari senyum Fu Daiyu.
Di tangan Ne Zha muncul lima jarum perak, ketika melihat jarum perak, lima orang itu tidak ketakutan. Itu karena mereka sebagai Kultivator Inti Kosong memiliki kekebalan tertentu terhadap racun.
"Kalian harus senang, ini adalah jarum perak yang sudah kuracuni dengan Racun Korosi, ini adalah karyaku yang paling baik. Tenang saja ini tidak akan menyakitkan, hanya akan menggerogoti seluruh organ tubuh kalian selama satu jam dan membuat kalian jadi kantong kulit," jelas Ne Zha penuh antisipasi ingin melihat senjata biologis yang dia ciptakan.
Dulu sebagai Mafia, Ne Zha dan Han Xiao adalah pemilik perusahaan senjata biologis racun tersebesar. Racun Korosi adalah salah satu racun hasil telitiannya selama bertahun-tahun bersama Han Xiao.
Ternyata di dunia ini memiliki banyak bahan yang sama dengan bahan untuk membuat Racun Korosi, Ne Zha bersemangat karena selama dia menciptakan Racun Korosi tidak pernah ada yang menjadi kelinci percobaanya.
"Orang serakah seperti kalian cocok untuk menyicipi Racun Korosi milikku." Ne Zha tersenyum layaknya iblis, tangannya terayun untuk melemparkan kelima jarum perak tersebut, seluruh jarum perak menancap pada tubuh kelima kultivator tersebut.
Ne Zha kembali duduk di kursinya lalu menuangkan teh pada tiga gelas di meja.
"Nona Fu sebaiknya minum teh seraya menonton mereka meleleh," tawar Ne Zha seraya mengangkat cangkir teh kearah Fu Daiyu.
Fu Daiyu tersenyum kecil, dalam hatinya dia merinding ketakutan mendengar racun yang dimiliki Ne Zha.
Langkah Fu Daiyu berhenti di depan meja dan mengelurkan kursi pribadi dan duduk bersama Ne Zha dan Ruan Jian.
Walaupun Fu Daiyu terlihat tenang tapi tekanan besar yang diberikan pada lima kultivator tadi tidak dia lepaskan sedikitpun.
Ne Zha menyesap teh nya dengan tenang, dia memiliki pembawaan yang sangat tenang, menyendiri dan dingin.
Setelah beberapa menit terlewati Ne Zha menaruh cangkirnya kembali diatas meja lalu menatap Fu Daiyu.
"Lepaskan saja tekanan pada mereka," ucap Ne Zha.
"Eh?" Fu Daiyu heran.
"Mereka tidak akan bisa berdiri, otot mereka sudah mulai meleleh," jelas Ne Zha.
Fu Daiyu mengikuti permintaan Ne Zha untuk melepaskan tekanan yang dimilikinya.
Bruk...
Bruk...
Bruk...
Bruk...
Bruk...
Kelima orang itu segera terjatuh lemah ke tanah, mereka memandang ketakutan pada Ne Zha, mata mereka dipenuhi sebuah tatapan memohon belas kasih.
"Siapa yang mengirim kalian?" tanya Ne Zha singkat.
Tidak ada yang menjawab, Ne Zha tetap sabar menunggu.
"Kuingatkan, setelah otot kalian hancur, tulang kalian adalah target berikutnya. Jika hanya otot yang hancur masih kemungkinan bisa disembuhkan tapi jika tulang?"
"Patriark Sekte Tiga Pedang!" seru salah satu orang tersebut.
"Oh jadi pria tua itu dari Sekte Tiga Pedang." Ne Zha mengangguk paham.
Ne Zha melemparkan lima pil yang tepat langsung masuk secara paksa ke mulut lima orang tersebut.
"Kau memberi penawarnya?" tanya Fu Daiyu heran.
"Itu sudah cukup," jawab Ne Zha.
"Ini adalah peringatan untuk kalian, jika macam-macam denganku lain kali." Mata Ne Zha menjadi sangat dingin dan lebih menakutkan dari sebelumnya.
Keringat dingin mengucur di punggung kelima orang tersebut, pemuda yang mereka kira lemah ini ternyata sangat mengerikan.
Sebelumnya mereka ragu tentang kekuatan Ne Zha karena tidak bisa mereka baca, tapi dibalik penawaran Patriark Sekte Tiga Pedang yang besar mereka tidak memikirkan apapun dan segera menyerang Ne Zha.
Memikirkan Ne Zha menaikan harga tanpa berpikir membuat mereka gila karena kemungkinan besar harta Ne Zha sangatlah besar, sedangkan Patriark Sekte Tiga Pedang hanya meminta Biji Pohon Neraka.
Sekuruh kekhawatiran mereka menjadi nyata, Ne Zha bukan hanya memiliki Bunga Kematian yang menjaganya tapi racun yang dimiliki pemuda itu sangat mengerikan.
Tubuh mereka memang tidak merasakan sakit, tapi seluruh organ mereka mulai meleleh menjadi genangan darah.