"Senior Han?" Bi Jiao terkejut mengetahui sosok di dalam kabut putih yang penuh dengan aura negatif.
Ya, sosok yang datang dengan aura negatif adalah Han Xiao. Dia melahap terlalu banyak Qi dan Esensi darah dari Kultivator pemburu yang baru saja dia bunuh bersama Ne Zha serta sisa-sisa Qi dan Esensi darah dari kelompok Yu Wenyan masih belum selesai dia murnikan, ini berdampak buruk hingga Han Xiao sedikit kehilangan kendali seolah dia kerasukan. Yang ada di dalam pikiran Han Xiao adalah membunuh dan membunuh!
"Senior Han jangan buat kami takut," ucap Xue Yin dengan bergetar karena dia tak kuat menahan aura negatif ini.
"Raaarrrgh!" Han Xiao meraung seperti binatang lalu menerkam ke arah Bi Jiao.
Dengan cepat Bi Jiao memasang sarung pedangnya untuk menahan serangan Han Xiao karena dia tidak ingin melukai Han Xiao. Han Xiao malayangkan pukulan pada Bi Jiao melihat kepalan tangan Han Xiao yang kuat datang, Bi Jiao mengeluarkan teknik pertahanan terkuatnya karena dia tau bahwa kekuatan Han Xiao bukanlah lelucon.
Boom!
Walaupun teknik Pertahanan Bi Jiao tangguh dia masih terbang ke belakang dan menabrak pohon besar dia memuntahkan seteguk darah. Melihat Han Xiao akan menyerang lagi Bi Luo, Bi Qingchen, Xue Yan dan Xue Yin maju untuk menahan Han Xiao setidaknya hingga Ne Zha datang.
Bi Luo memainkan pedangnya untuk menyerang Han Xiao diikuti oleh Bi Qingchen permainan pedang mereka sangat serasi, mereka adalah duo yang sangat baik dalam kombinasi pedang. Namun, kombinasi mereka hanya sanggup bertukar pukulan dengan Han Xiao hingga dua pertukaran sebelum dilayangkan terbang oleh Han Xiao.
Xue Yan dan Xue Yin mereka menyerang setelah Bi Qingchen, mereka dengan ganas mengeluarkan teknik elemen bumi untuk berhadapan dengan Han Xiao. Pengendalian elemen bumi mereka tidaklah kuat karena kultivasi dangkal, jadi mereka hanya bisa melemparkan batu yang kokoh ke arah Han Xiao.
Boom!
Batu besar dan kokoh itu seperti tahu untuk Han Xiao batu besar itu hancur dalam satu pukulan, dengan pukulan lain Han Xiao membuat Xue Yin dan Xue Yan tersentak lalu terbang ke belakang hingga menabrak pohon besar membuat tubuh mereka berlumuran darah.
"Senior, tolong sadarlah." Bi Jiao meringis saat Han Xiao sudah berada di depannya dan meraih pinggangnya yang ramping.
"Hati-hati bocah tengil itu sedang lapar!" saat ini suara teriakan terdengar jauh di belakang mereka, itu suara Ne Zha.
Mendengar suara ini membuat kelompok Xue Yan menghela napas lega, mereka sangat paham bahwa mereka bukan lawan dari Han Xiao bahkan jika itu hanya untuk bertahan bukan menyerang.
Tapi harapan mereka segera hilang saat melihat bahwa baik Han Xiao dan Bi Jiao sudah tak ada di bawah pohon tadi!
Swhooss...
Ne Zha datang dengan napasnya yang memburu, walaupun dia sudah menjadi kultivator yang memiliki banyak stamina dia masih tak bisa mengejar Han Xiao dan kelelahan saat mengejarnya seperti penagih hutang.
"Sial kemana bocah itu membawa Bi Jiao." Ne Zha yang kelelahan berkata dengan sedikit cemas.
Xue Yan dan lainnya menghampiri Ne Zha dan bertanya tentang keadaan Han Xiao yang tiba-tiba seperti itu. Ne Zha hanya menggelengkan kepalanya untuk jawaban, bagaimana dia akan memberitahu bahwa manual yang Han Xiao kultivasi memiliki efek samping seperti itu? Itu tidak mungkin untuk memberitahu mereka.
"Dia tidak akan membunuh Bi Jiao, tenang saja mereka pasti baik-baik saja." Akhirnya Ne Zha menghela napas dan duduk di bawah pohon lalu terlelap tidur. Sebenarnya untuk Cultivator tidur tidak penting karena mereka tidak merasakan kantuk saat sudah sampai tingkat praktik Alam Perak, tapi ini adalah kebiasaan dari dunia sebelumnnya jadi Ne Zha sedikit sulit untuk melupakannya.
***
Di sisi lain Han Xiao yang membawa Bi Jiao ke tempat yang sangat hening bahkan mereka bisa mendengar daun yang berterbangan. Tidak ada Binatang Iblis atau apapun lainnya di sini selain pepohonan rimbun.
Bruk...
Han Xiao mendorong Bi Jiao ke pohon kedua tangan Bi Jiao dipegang erat olehnya saat dia memajukan wajahnya untuk mendekati wajah cantik Bi Jiao, saat ini mereka bisa mendengar suara hembusan napas mereka yang memburu.
"Se...senior Han ja...jan...jangan makan aku," lirih Bi Jiao saat Han Xiao memajukan wajahnya, dia ketakutan saat mendengar Ne Zha bahwa Han Xiao lapar. Dengan emosi yang seperti binatang ini siapa yang tidak takut?
Han Xiao mendapatkan sedikit kesadarannya tapi dengan cepat menghilang lagi. Dia menatap Bi Jiao yang berada dalam genggamannya, Han Xiao menatap tubuh Bi Jiao itu sangat bagus dengan dada yang menonjol walapun Bi Jiao memakai kain sutra longgar untuk menutupinya.
Han Xiao menyegel tangan Bi Jiao dengan posisi terangkat ke atas. Han Xiao menurunkan tangannya dan bermain dengan tubuh Bi Jiao, dia meraba setiap jengkal tubuh Bi Jiao.
"Ehm..." Bi Jiao mengerang saat bagian sensitifnya dimainkan oleh Han Xiao, "senio–"
Belum sempat dia melancarkan protes dan memaki Han Xiao menciumnya dengan ganas, tangan Han Xiao tidak diam itu seperti ular di tubuh Bi Jiao terus berkeliaran.
Bugh...
Bi Jiao menendang perut Han Xiao saat dia juga akan hilang dalam gairah tersebut, "Senior tolong jangan." Bi Jiao memohon pada Han Xiao.
Han Xiao tidak peduli dan melanjutkan inspeksinya kali ini dia menyegel kaki Bi Jiao, dia bermain dengan dua puncak indah di dada Bi Jiao dan dengan perlahan menanggalkan kain sutra Bi Jiao.
Bi Jiao merasakan seuatu yang keras memasuki perutnya dan bagian sensitifnya sangat kesakitan dan mengeluarkan darah, "euhmm..." Bi Jiao mengerang, "Brengsek!" dia sangat marah saat ini. Bagaimana tidak? Aset berharganya diambil oleh seorang lelaki yang bahkan bukan siapa-siapanya.
Tapi dengan permainan Han Xiao yang handal perlahan pertahanannya mulai runtuh dan dia hilang dalam gairah ini Bi Jiao mulai pasrah pada Han Xiao dan dia mencium Han Xiao tanpa sadar segel yang berada di tangan dan kakinya sudah menghilang saat dia memeluk leher Han Xiao.
Adegan erotis itu berlangsung lama sebelum Han Xiao mencapai klimaks, disaat momen puncak Bi Jiao merasakan ada Qi yang masuk kedalam tubuhmya dalam jumlah yang besar.
Wajah Bi Jiao memerah saat dia mulai memakai kain sutranya dia melihat Han Xiao yang dalam posisi meditasi untuk melakukan pemurnian Qi dan Esensi darah yang dia serap dari banyak Kultivator.
***
"Senior Zha kapan senior Han dan nona Bi kembali?" Xue Yin dengan cemas bertanya pada Ne Zha dan tak henti hentinya jalan mondar mandir.
"Dengan Han Xiao yang sangat kuat kau tidak perlu mencemaskan Jiao dimangsa oleh Binatang Iblis," ucap Ne Zha.
"Ya, tapi temanmu yang akan membahayakan Nona Bi." Bi Qingchen berkata dengan dingin.
Ne Zha tidak menghiraukan Bi Qingchen dan lanjut tertidur.
"Hey kawan di depan tolong aku!"
Ne Zha tersentak dari tidurnya saat mendengar suara seseorang meminta pertolongan, dengan bergegas dia menghilang dari bawah pohon menuju arah suara tersebut.
***
Seorang gadis terlihat compang camping dengan pakaiannya yang robek dan darah mengotori kain sutra yang dipakainya. Terdengar raungan binatang buas di belakang gadis tersebut, itu bukan hanya satu tapi sangat banyak hingga lusinan!
"Baik jika aku harus mati seperti ini..." gadis itu meringis lalu menggenggam pedangnya dengan erat dan membalikan tubuhnya untuk melawan segerombolan Hyena Darah.
Gadis itu memainkan pedangnya dengan sangat handal dan indah, dia membunuh satu persatu Hyena Darah tapi Hyena yang belum mati akan bertambah kuat saat mereka mendapat energi dari darah dari kawanan yang mati. Ini adalah faktor mengerikan dari Hyena Darah!
Darah sudah melumuri seluruh tubuh gadis itu, entah darah miliknya atau milik Hyena itu, tak ada yang mengetahuinya. Dia sudah berada di ujung tanduk dan tidak menahan lagi kekuatannya, es mengembun dari pedangnya suhu tubuhnya menurun drastis saat dia meluncurkan serangan demi serangan. Jeritan burung terdengar saat pedang gadis itu menebas Hyena Darah satu persatu usahanya sedikit membuahkan hasil, saat ini hanya tersisa tiga puluh Hyena Darah. Tapi Hyena Darah ini tidak bisa diremehkan karena itu sudah menyerap energi darah kawanannya yang mati oleh gadis tersebut!
"Apakah langit sedang bercanda?" gadis itu pasrah saat segerombolan Hyena Darah datang lagi.
Dia tak ingin melawan begitu banyak Hyena Darah dengan cepat dia melarikan diri dari tempat tersebut.
Gadis itu berlari sekuat tenaga namun ada saja Hyena Darah yang bisa menyusulnya membuat gadis itu melambat.
"Auuuuuuu." lolongan Hyena terdengar nyaring dari arah selatan itu tepat arah gadis itu berlari.
"Apakah langit benar-benar membuat lelucon ini?" gadis itu berlari ke arah barat, tapi seberapa cepat pun dia tetap langsung terkepung oleh segerombolan Hyena Darah.
Saat gadis itu sudah terkepung para Hyena Darah tidak menyerang, sesosok berjalan mendekati gadis itu dari kumpulan Hyena Darah dia pemuda yang cukup tampan.
Pemuda itu tersenyum menatap gadis tersebut lalu berkata, "Nona, menyerahlah dan menikah denganku."
Gadis tersebut meludah dan dengan jijik berkata, "cih...dalam mimpimu! Aku lebih baik mati! Bahkan menjadi wanita malam lebih baik daripada menjadi istrimu!"
Pemuda itu marah dengan jawaban dari gadis tersebut, dia mengerahkan pasukan Hyena Darah miliknya untuk menyerang sang gadis "kalau begitu akan kubantu kau ke neraka!"
Sang gadis kembali mengangkat pedangnya untuk melawan gerombolan Hyena Darah, dia menyerang seraya mundur untuk melarikan diri dari jangkauan pemuda tadi. Keadaan gadis itu sudah sangat menyedihkan, bajunya yang robek dan penuh darah wajahnya yang cantik menjadi seputih kertas karena mengeluarkan darah terus menerus, Qi miliknya hanya sedikit dan di ambang kehabisan.
Saat dia sangat terpojok matanya memliki secercah harapan saat dia merasakan fluktuasi aura Cultivator lain di depannya dengan cepat dia berteriak sekencang mungkin.
"Hey kawan di depan tolong aku!"
Tak ada respon apapun, dia sangat yakin itu hanya beberapa mil di depan itu tak akan lama bagi Kultivator jika menggunakan kecepatan tercepat mereka. Dia merubah dari serangan ke pertahanan berharap bahwa ada yang akan membantunya, tapi sesudah lama tak ada yang hadir ia berteriak berulang kali tapi tak ada jawaban, pemuda tadi muncul lagi di atas pohon dan mengamati sang gadis.
"Percuma kau berteriak, bahkan sampai suaramu habis tak akan ada yang datang dan menbantumu," ejek pemuda itu.
"Persetan kau! Hey kawan tolong aku!" gadis itu tak menghiraukan sang pemuda dan terus berteriak seraya mundur perlahan.
Swhoss...
Bayangan buram datang tepat di samping sang gadis, perlahan bayangan itu menunjukan wujudnya itu adalah pemuda tampan dengan ekspresi cukup dingin dan santai.
"Nona sungguh menyedihkan dengan kultivasimu di Alam Emas kelima sampai di titik ini." pemuda itu menghela napas saat berada di samping sang gadis.
Gadis itu tersentak saat melihat pemuda yang datang entah darimana ini, dia senang ada yang membantunya tapi dia kesal juga saat pemuda itu mengejeknya.
"Hahahaha... Seorang Kultivator Alam Emas pertama sangat arogan? Hahaha ini lelucon terlucu yang pernah kudengar." pemuda di atas pohon tertawa keras saat mengetahui praktik pemuda yang baru saja datang tersebut.
Sedangkan sang gadis bingung karena tidak bisa membaca tingkat praktik pemuda yang baru datang ini. Pemuda itu adalah Ne Zha yang berlari dengan cepat saat mendengar teriakan gadis itu.
"Lebih baik anda pergi maaf sudah menarikmu ke dalam masalahku," kata gadis itu seraya meringis karena orang yang datang membantunya justru berada di bawah kultivasinya sendiri, dia tidak yakin karena dirinya saja yang berada di Alam Emas kelima seorang jenius tak bisa melawan sekelompok Hyena Darah, belum lagi pemuda yang berada di atas pohon itu berada di Istana Bumi!
Ne Zha menggelengkan kepalanya lalu berkata lembut, "Karena aku sudah di sini untuk apa pergi, ditambah aku tidak menyukai seorang lelaki yang menindas gadis."
"Hahahaha... Lihat ada pahlawan siang bolong, hahaha." pemuda di atas pohon tak bisa menahan tawanya yang meledak.
Slash...
Kejadian berikutnya membuat pemuda itu tersedak oleh tawanya karena mendapati seluruh Hyena Darah miliknya sudah mati! Bahkan sang gadis tercengang membuka mulutnya hingga bisa dimasukan sebutir telur angsa.
"Hanya segerombolan binatang liar." Ne Zha kembali muncul di samping sang gadis itu, dia menunjuk pemuda di atas pohon, "Sekarang giliranmu."
"Bodoh! Bodoh! Bodoh! Karena kau membunuh seluruh peliharaanku kau pikir bisa melawanku?" teriak pemuda itu lalu menyerang Ne Zha.
Ekspresi Ne Zha tetap setenang air saat melihat pemuda itu menyerangnya. Dia mengangkat tinjunya untuk melawan pemuda itu.
Tinju Penghancur Langit!
Kepalan tangan Ne Zha dan pemuda itu bertemu menyebabkan gelombang kejut yang sangat besar. Ne Zha mundur beberapa langkah pemuda itu juga mengambil beberapa langkah lebih banyak dari Ne Zha, terlihat jelas bahwa dia dirugikan saat pertukaran pertama tadi!
"Kau, siapa kau?" tanya pemuda itu dengan terkejut.
Ne Zha menatap pemuda itu lalu berkata dengan santai, "Siapa aku tidak penting, atau kau bisa memanggilku malaikat pencabut nyawa."
"Begitu arogan!" Dengan itu pemuda itu menyerang Ne Zha lagi.