Calista yang hanya berpura-pura kuat di hadapan Rama tentu tidak sepenuhnya tegar. Ia tetap menitikkan air mata tanpa siapapun yang melihat kecuali Amara.
"Harusnya kau tetap berada di ruangan itu, bukannya pergi."
"Biar saja dia mengingat diriku seperti pada waktu pertama kali kami bertemu. Aku yang angkuh dan tidak mau ia dekati," kata Calista.
"Apa sih rencanamu sebenarnya?" tanya Amara penasaran.
"Membuat Rama merasa penasaran dan juga mengingat segala yang aku lakukan kepadanya. Aku akan membuat dia selalu memikirkan aku dan bertanya dalam hati kapan aku akan datang lagi. Semoga dengan cara itu ingatannya akan pulih."
Amara menghela napas.
"Maksudmu kau akan bersikap seperti pada awal kalian berkenalan?"
"Dulu, Rama mengejar cintamu saat aku bersikap jinak-jinak merpati. Dan, sekarang aku akan mengulangi hal yang sama. Mungkin hal itu akan memacu ingatannya."
"Boleh juga idemu," ujar Amara.
"Bukan ideku, ini ide dari Tanteku."
"Tantemu pintar sekali."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com