webnovel

Pulau harapan

Beberapa menit kemudian...

"Hmm ternyata yang Caramel memang enak, ya?" ucap Mikha.

"Iya, sekarang sebelum kita sampai ditempatnya, kita habiskan boba nya, oke?" jawab Ali.

"Memangnya kita mau kemana sih?" tanya Mikha semakin penasaran.

"Hmm, ada deh," ujar Ali.

Mikha pun terdiam dan memilih untuk menghabiskan Boba yang dipesannya. Begitupun dengan Ali yang meminum boba sembari menyetir mobil.

***

Dua puluh lima menit kemudian...

Ali dan Mikha sampai di Marina Ancol. Mikha sempat bingung, kenapa mereka kesana? memangnya mereka mau pergi ke pulau?

"Ali, kenapa kita kesini? memangnya kita mau pergi ke pulau?" tanya heran Mikha.

"Memang kita mau pergi ke pulau Harapan," jawab Ali sembari keluar dari dalam mobil.

Mikha pun terkejut mendengar ucapan Ali. Iapun turun dari mobil dan berjalan dibelakang Ali.

"Ha? kenapa kamu tidak bilang? aku tidak bawa baju ganti dan, ngapain kita ke pantai?! kita itu belum suami istri!" ucap Mikha.

"Kamu jangan berisik! sudah ikut denganku!" Ali memegangi tangan Mikha.

Setelah itu mereka berdua pergi ke dekat kapal. Ali menarik tangan Mikha, menaiki Speed boat.

"Ali, aku gak mau kalau cuma kita berdua!" ucap Mikha.

"Sudah jangan berisik!" jawab Ali.

Speed boat tersebut bergerak dan berlayar menuju pulau harapan. Mikha benar-benar takut berada didekat Ali, ia duduknya sedikit menjauh dari Ali.

***

Beberapa jam kemudian...

Ali dan Mikha sampai di pulau Harapan. Mereka pun turun dari atas Speed boat dan berjalan masuk kedalam pulau nya.

"Ali, jangan berbuat macam-macam!" ucap Mikha.

"Saya bukan pria bajingan seperti yang kamu pikirkan!" jawab Ali.

Tiba-tiba...

"Surprise!" teriak Nina yang muncul secara tiba-tiba didepan Mikha dan Ali.

Tak lama muncul Angelina, Malik, Mira, Natasha, Alifah, Lirna, dan Rose. Natasha memegangi kue ulang tahun yang bertuliskan "Happy Birthday Mikha".

Dan hari ini adalah ulang tahun Mikha. Ali sudah berjanjian dari jauh-jauh hari dengan orang tuanya Mikha serta orang tuanya. Dan juga sudah berjanjian dengan teman-teman Mikha. Intinya Ali sudah menyiapkan acara ini jauh-jauh hari secara matang.

Mikha menatap Ali saat teman-teman dan keluarga nya muncul sembari membawa kue ulang tahun. Mikha sudah tahu bahwa ini adalah rencana Ali.

"Selamat ulang tahun Mikha sayang, panjang umur dan sehat selalu," ucap Angelina sembari memeluk Mikha, setelah itu melepaskannya.

"Selamat ulang tahun Mikha, semoga jadi anak yang berbakti kepada orang tuanya," ujar Malik.

"Selamat ulang tahun ya Mikha sayang, semoga kamu menjadi anak yang Sholeha serta menjadi menantu kami," ucap Mira sembari memeluk Mikha.

"Aamiin," jawab Mikha sembari melepaskan pelukan.

"Happy birthday Mikha! wish you all the best ," ucap teman-temannya.

"Makasih," ucap Mikha sembari tersenyum.

"Sekarang sudah memasuki jam makan siang, kita makan dulu saja sesuai jadwal. Sudah ada pemandu yang mengatur, baru jam satunya kita snorkeling," celetuk Ali.

"Ya sudah, ayo kita ketempat makannya," jawab Malik.

Setelah itu mereka berjalan menuju tempat makan untuk mengisi kekosongan perutnya.

***

Saat makan...

Terlihat Ali makan sembari menatap kearah laut. Tetapi raut wajahnya tampak seperti mengingat sesuatu yang terjadi.

"Aneh, kenapa aku merasa ada yang ganjal ya di hatiku? padahal aku tidak pernah tenggelam atau apapun itu yang berurusan dengan laut," batin Ali.

Tampak Malik memerhatikan Ali. Ia curiga bahwa Ali sedang memikirkan sesuatu.

"Ali? apakah kamu ada masalah?" tanya Malik sepontan.

Semua langsung menatap kearah Ali, termasuk Mikha yang duduk tepat di samping Ali.

"Tidak, pak. Ali sedang memandangi lautan yang indah. Saya tidak sabar untuk snorkeling disana," alasan Ali yang membuat Malik semakin aneh.

"Oh begitu, ya nanti kita akan snorkeling," jawab Malik.

"Aku juga gak sabar ingin snorkeling," saut Rose.

Setelah itu mereka kembali melanjutkan menyantap hidangan makan siang yang tersedia di meja.

***

Satu jam kemudian...

Jam satu telah tiba. Kini saatnya mereka semua bersiap untuk snorkeling!!!

Ali, Mikha dan lainnya menaiki perahu yang akan membawanya agak ketengah laut. Sembari menunggu sampai didekat-dekat tengah laut, mereka semua memakai alat-alat snorkeling.

Dan kini tibalah mereka untuk snorkeling. Yang nyemplung ke laut terlebih dahulu adalah Malik karena ia sudah lebih profesional masalah berenang. Baru disusul oleh Ali, Mikha dan lainnya.

"Ya sudah, ayo kita nikmati pemandangan bawah laut," ajak Malik.

"Ayo!" teriak semua kecuali Ali.

Setelah itu mereka berenang memasuki dalam lautan. Terlihat disana banyak terumbu karang dan juga ikan-ikan kecil.

Mikha senang melihat itu dan langsung mengabadikan momen tersebut. Sedangkan Ali terus berenang menjelajahi pemandangan laut yang indah.

Tetapi tiba-tiba...

Ali seketika mendapat sebuah bayangan di kepalanya yakni bayangan ia tercebur kedalam laut dengan sangat kencang saat jatuh dari atas pesawat. Saat itu pesawatnya meledak sebelum mengenai lautan sehingga para penumpang ada yang terjatuh lebih dulu.

Saat Ali mendapatkan bayangan tersebut, ia langsung segera naik keatas permukaan air lalu berpegang di perahu yang membawa mereka tadi.

Malik menyadari hal tersebut langsung bergegas mendekati Ali.

"Ali, kamu kenapa?" tanya Malik.

"Sa...saya ingat bahwa waktu itu saya pernah terjatuh dari atas pesawat lalu tercebur di laut. Saat itu pesawat meledak sehingga para penumpang pesawat berjatuhan," jelas Ali pada Malik.

Tak lama, Mira muncul di atas permukaan laut lalu mendekati Malik dan Ali yang sedang bicara.

"Nak, kamu kenapa?" tanya Mira khawatir.

"Tidak Bu, aku tidak apa-apa," jawab Ali.

"Apa kamu mau naik keatas perahu saja?" tanya Malik.

"Tidak, pak. Aku mau menemani kalian snorkeling, aku mau menemani Mikha juga. Kasihan jika dia hanya snorkeling bersama teman-temannya," bantah Ali.

"Ya sudah kalau begitu bapak dan ibu lanjut snorkeling nya, ya!" ucap Malik yang dibalas dengan anggukan kepala Ali.

Setelah itu Malik dan Mira lanjut snorkeling sedangkan Ali masih didekat perahu. Tak lama, iapun kembali snorkeling bersama yang lainnya.

Ali terus saya mendapatkan bayangan dikepalanya saat ia mengalami kecelakaan pesawat tersebut. Ia mendapatkan bayangan saat dia melihat sekelilingnya ada kepala yang tidak ada badannya dan mengambang didekatnya. Tetapi Ali melihatnya samar-samar karena ia juga sudah kena benturan sehingga merasa pusing.

Mikha melihat gelagat Ali yang aneh. Iapun langsung berenang mendekati Ali untuk bertanya pada Ali. Tetapi ia harus ke atas permukaan laut dulu agar bisa bicara dengan Ali.

Ia menggunakan tangannya, mengajak Ali untuk naik keatas permukaan laut. Saat diatas permukaan...

"Ali, kamu kenapa? apakah kamu baik-baik saja?" tanya Mikha.

"Ya, aku baik-baik saja," jawab Ali berbohong padahal ia sedang menahan rasa sakit di kepala nya.

"Kalau ada apa-apa ceritakan saja ke aku, karena wajahmu pucat," ujar Mikha.

"Setiap menyentuh air wajahku memang pucat, Mikha. Kamu tenang saja, aku baik-baik saja," bantah Ali.

"Tapi pucat nya itu benar-benar pucat seperti orang sakit," Mikha semakin curiga.

Tak lama...

"Mikha!" teriak Natasha.

Próximo capítulo