webnovel

Malam yang gemerlap (3)

"Hahaha ... Kalian berdua sangat lucu. Terima kasih telah menghiburku. Aku pasti akan tampil dengan bersemangat."

Ronald terkejut mendengar perkataan itu. Dia mencari sumber suara hingga menemukan fakta bahwa toilet pria dan toilet wanita terhubung dengan ventilasi udara yang memungkinkan kedua orang di dua tempat itu berkomunikasi tanpa masalah.

"Hei, Zio ... Apa menurutmu kita tidak akan dapat masalah, setelah wanita mendengar perkataan kita begitu saja?" Ronald menatap kucing yang kini tengah berbaring di atas kepalanya.

"Tidak ada, nyaw. Dia tidak akan tahu bahwa ada seekor kucing yang berbicara. Satu-satunya hal yang dia ketahui adalah nyanyianmu saja, nyaw."

"Bukankah itu gawat? Aku tidak pernah memberitahu siapapun soal nyanyianku. Apa yang dia akan pikirkan soal nyanyianku, baguskah ? Jelekkah?" Ronald yang gusar berjalan dengan berputar-putar.

"Abaikan saja, nyaw. Paling-paling kau akan dianggap badut jalanan. Lebih penting lagi, teman gadismu telah menunggu cukup lama, keluarlah dari toilet ini segera, nyaan." Selepas mengucapkan itu Zio memasuki tubuh Ronald kembali.

Mendengar ucapan Zio, Ronald segera menyadari bahwa dia benar. Ia segera keluar dari toilet itu untuk menghampiri Xiao Ning'er yang sedang menunggu di kursi penonton. Sesaat sebelumnya, Ronald dan Xiao Ning'er telah mencari tempat duduk yang pas di antara kursi di arena Rollingstone ini. Hanya saja panggilan alam datang tiba-tiba membuat Ronald harus pergi ke toilet.

Setelah beberapa saat Ronald telah sampai di area penonton. Ternyata sudah banyak orang yang hadir di sini. Ronald terpaksa harus berdesak-desakkan untuk mencapai tempat duduk di samping Xiao Ning'er.

"Ah, permisi."

"Numpang lewat."

"Maaf, bisakah kau tarik dulu kakimu?"

Dengan beberapa usaha, akhirnya Ronald mencapai tempat duduk Xiao Ning'er. Di samping kanan Xiao Ning'er ada kursi kosong, sementara itu di samping kursi kosong tersebut ada seseorang yang telah menempati kursi itu. Ronald melewati orang itu lalu duduk pada kursi kosong yang tersedia.

"Maaf, aku agak lama," ucap Ronald pada Xiao Ning'er.

"Tidak apa, kau memang selalu telat setiap saat," balas Ning'er datar.

"Kapan aku telat, selain kali ini?"

"Kau lupa, kau selalu telat saat latihan pagi."

Ronald terdiam. Benar, dia sering sekali telat. Namun, agak menyakitkan ketika hal tersebut disebutkan ketika ia mencoba bersikap keren.

"Hei."

Ronald melihat ke samping. Ia akhirnya memperhatikan dengan baik sesosok yang berada di sampingnya itu. Dia adalah seorang remaja laki-laki yang menurut Ronald seumuran dengannya. Remaja tersebut memiliki biru muda dengan mata kuning yang membuatnya terlihat unik.

"Bolehkah, kita berkenalan?" tanya remaja itu.

"Tentu saja, kenapa tidak?" Ronald menerima uluran tangan remaja itu dan bersalaman dengannya.

"Namaku Justin of Justice. Kau bisa memanggilku JJ, Justin, atau hanya Just."

Sebuah nama yang aneh, pikir Ronald ketika ia mendengar nama remaja disampingnya.

"Namaku Ronald Dreviosch, salam kenal."

Justin sedikit membungkukkan badannya membiarkan Xiao Ning'er melihat wajahnya. Ia kemudian menyapa dia. "Hai, namaku Justin."

"Xiao Ning'er," balas Ning'er singkat.

"Apa kalian berdua sedang berkencan? Apa aku mengganggu?"

"Ah, tidak. Dia temanku. Kau tidak mengganggu sama sekali," balas Ronald.

"Syukurlah kalau begitu. Nah, apa kau disini untuk menyaksikan salah satu keluargamu lulus?"

"Tidak. Aku mendapat kartu undangan tersebut dari orang lain. Akan sia-sia jika aku tidak datang. Kupikir lebih baik aku mendatangi acara ini. Lagipula acara ini sangat meriah, aku akan menyesal kalau aku tidak menyaksikannya."

"Benarkah ? Kebetulan sekali kita sama. Mereka mengundang Ayahku untuk hadir, aku sendiri tidak benar-benar diundang. Aku hanya ikut Ayahku kemari. Seperti katamu, aku akan menyesal kalau aku tidak menyaksikannya."

Ronald kemudian berpikir. Ayah Justin diundang yang artinya Justin sendiri anak dari orang yang cukup penting di kota Vandrechia sehingga dia di undang kemari.

Justin hendak mengobrol lagi namun acara pembukaan telah dimulai. Akhirnya dia menutup mulutnya.

Penampil pertama tentu saja Heatsink. Keempat anggota Heatsink memasuki panggung. Mereka berempat adalah Karen, Aisha, Lala, Eri. Namun, setelah mereka menaiki panggung mereka tidak langsung bernyanyi.

Karen sedikit melangkah lebih depan daripada rekannya. Dia kemudian menggunakan mikrofon kecil yang menempel padanya dan berkata.

["Malam ini kami akan memperkenalkan anggota baru kami yang akan bergabung dengan Heatsink mulai saat ini."]

Semua penonton terdiam selama beberapa detik.

Keriuhan kemudian muncul setelah semua orang bangun dari kekagetan mereka. Sebagian mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Sebagian mempertanyakan apakah anggota tersebut layak untuk masuk Heatsink.

Karen mengangkat tangannya menyuruh penonton untuk senyap.

["Aku tahu kabar ini sangat mengejutkan dan terlalu mendadak. Namun, pihak kami sendiri telah memikirkannya dengan matang. Anggota baru ini telah melewati berbagai tes dan latihan sebelum dia tampil saat ini. Apakah dia orang yang tepat atau tidak. Silahkan menilai setelah performa dia bersama kali kali ini."]

Akhirnya semua orang bisa tenang. Mereka kemudian mengingat satu hal. Jika penampilan anggota baru ini jelek, maka yang dirugikan adalah pihak Heatsink itu sendiri. Karena itu tak mungkin Heatsink memilih anggota baru yang tidak profesional. Adapun bagaimana anggota baru itu tampil, lebih baik menilainya setelah dia selesai tampil.

Intro musik mulai dimainkan. Lampu-lampu stadion menyorotkan cahaya mereka ke atas panggung. Kemudian sebuah nyanyian seorang wanita terdengar.

["~Apakah kau pernah merasa gugup dan merasa dirimu sendirian?~"]

Suara itu terdengar indah sehingga membuat beberapa orang terpana. Entah mengapa Ronald merasa ia mengenal suara ini. Samar-samar siluet terlihat menaiki panggung.

["~Pernahkah kau merasa dirimu berada di sisi yang berlainan dengan dunia?~"]

Ronald mengerutkan keningnya, "Suara ini kalau tidak salah ...." Matanya kemudian membulat. Ia berusaha melihat sosok yang sedang bernyanyi. Namun, ia kesulitan karena cahaya panggung belum menyorotnya sama sekali.

["~Heat dan Sink akan selalu bersamamu~"] kemudian lampu sorot menyorot sosok yang bernyanyi. Sosok tersebut memiliki paras cantik dengan rambut pink sebahu dan wajah imutnya mempesona banyak penonton.

Kemudian musik berubah menjadi agak cepat dan semua anggota Heatsink mulai menari bersama. Antusiasme penonton pecah. Banyak sekali penonton pria yang ikut bernyanyi mengikuti alunan musik yang ceria.

Termasuk Ronald dan Justin.

"~Aye Ayeaw aw aw!~"

Sayang sekali Ronald yang tengah ikut bernyanyi terpaksa berhenti karena sebuah cubitan pada pahanya. Pelakunya adalah Xiao Ning'er. Ronald dapat melihat ekspresi kalem Xiao Ning'er yang sebenarnya menyembunyikan sejuta makna.

"Kakekku bilang tidak baik untuk mata jika kau tidak berkedip setidaknya satu kali dalam satu menit. Kau terlalu fokus pada wanita berambut pink itu," ucap Ning'er datar.

"Ahaha kau benar. Guru Zhao Lee memang ahli kesehatan yang hebat. Dia pasti pernah bekerja di rumah sakit ternama," sarkas Ronald yang jelas mengetahui kebohongan Ning'er.

"Tidak, tapi Kakek pernah bekerja sebagai magang di klinik Tom Sam Cong," ujar Ning'er menanggapi sarkas Ronald dengan serius.

Setelah penampilan Heatsink berakhir. Pengisi acara lainnya silih berganti meramaikan acara perpisahan. Sehingga tanpa disadari acara inti telah dekat.

Bab ini kelihatannya tidak memiliki hal penting. namun itu salah, saya disini mencoba memperkenalkan Justin, yang akan menjadi karakter penting

Agis_Z99creators' thoughts
Próximo capítulo