webnovel

22. Arland Maupun Mau, Mundur Sepenuhnya

Acara pemakaman telah selesai dilaksanakan. Dylan dan Arland kini tengah duduk berdua di halaman belakang mansion. Arland tampak tengah gusar saat ini, berbeda jauh dengan Dylan yang terlihat bahagia. Pemuda itu tak henti-hentinya tersenyum sejak tadi. Dia bahkan sesekali tertawa kecil saat membaca pesan dari seseorang. Siapa lagi jika bukan Arasha.

Menyadari sang adik yang terlihat gelisah, Dylan mulai mengalihkan perhatiannya. Dia melirik Arland sejenak, meletakkan ponselnya di sembarang tempat. "Lo kenapa? Dari Tadi keliatan banget kalo lo lagi mikirin sesuatu." Tanya Dylan.

Arland tersentak. Dia menggeleng dengan senyuman kecil. Arland mencoba terlihat baik-baik saja. Namun, tentunya kegelisahan Arlanda tak akan lolos dari pandangan Dylan. Dia sangat paham dengan setiap gerak-gerik dari adiknya satu ini.

"Cerita sama gue, ada apa Arland?" desak Dylan.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com

Próximo capítulo