webnovel

Perjalanan Ke Panet Bumi 1 : Rintangan Sabuk Asteroid

Seremonial atau upacara melepas kepergian anggota tim ke Planet Bumi, berlangsung dengan meriah, seperti keberangkatan ketempat yang paling penting, pro dan kontra, suka dan tidak suka mewarnai acara ini. Ada sebagian yang mempertanyakan apa istimewa planet Bumi, tapi banyak yang merindukan si planet biru ini.

Terlepas dari semuanya, profesor menjelaskan secara singkat kembali alasan keberangkatan misi ini, dan itu di apresiasi oleh ketua LPP. Harus diakui oleh LPP penyebaran ras manusia selama 1000 tahun telah berhasih mempengaruhi ras alien yang lainnya di alam semesta. Bisa di sebut pencampuran antar ras sudah merasuk kesemuanya itulah yang mendasari terbentuknya dari Liga Planet-Planet untuk menyatukan kembali semuanya.

Mau tidak mau yang sudah bercampur baurnya ras manusia ini tentu saja pasti merasakan kerinduan akan kampung halaman mereka yang telah lama sudah ditinggalkan oleh penduduk asli mereka ke berbagai tempat. Kini diharapkan misi ini bisa membuat planet Bumi kembali ke awal ke kehidupan yang lebih baik, dan bila ini berhasil akan menjadi persinggahan dari para 'perantau' yang rindu akan planet nenek moyangnya dulu.

Pesawat yang digunakan adalah tidak kecil tapi tidak besar. Pesawat ini generasi terbaru, yang bisa menampung lebih 20 orang sebenarnya. Tapi di dalamnya sudah di ubah sedemikian rupa dan sangat lengkap dan canggih, di dalamnya juga membawa 5 kendaraaan seperti mobil dan robot penjelajah, 3 pesawat kecil 1 pesawat sedang. Dan juga persenjataan dan berbagai persediaan. Perjalanan ini membutuhkan satu bulan dari planet Central dengan satu kali teleportasi saja.

Semua anggota belum tahu isi dari pesawat dan mereka sendiri yang akan menjalankannya tanpa pendamping siapapun. Akhirnya setelah selesai upacara mereka pun menuju pesawat yang akan mereka tumpangi sambil melambaikan tangan, ada keharuan yang menyeruak di hati mereka. Walau bagaimanapun diusia mereka yang relatif muda ini akan mekakukan perjalanan yang jauh dan entah kapan mereka akan kembali kesini. Suara tepuk tangan mrmbahana memberikan semangat yang meriah untuk anggota tim.

Kini ke 10 anggota tim sudah berada di pesawat di ruang kemudi ada 10 kursi. ada 3 orang pilot yaitu Mark, Juan dan Jim. Di ketuai oleh Nobu, wakilnya Mei Ling dan anggota lainnya. Mereka sudah bersiap akan berangkat.

"Semua sudah siap ?" tanya profesor yang terlihat layar dan akan mendampingi mereka untuk sampai ke Bumi dan tugas bila sudah mendarat disana.

"Siap profesor !" jawab semuanya.

"Ingat kita akan terus saling terhubung ! kalau begitu kalian boleh berangkat, kodenya sudah aku berikan !" ujar Profesor Smith.

"Baik profesor, oke teman-teman ! kita mulai perjalanan misi ke Bumi ! kalian siap ?" tanya Nobu sang kapten kepada anggotanyw.

"Siap kapten !" seru semua dengan semangat.

"Oke Mark jalankan pesawatnya !" perintah Nobu.

"Baik Kapten ! Jim nyalakan tenaga, Juan kamu atur untuk kita berteleportasi !" perintah Mark kepada dua rekannya.

"Oke Bos, siap !" teriak keduanya.

Pesawat pun perlahan naik, dan kemudian mulai berjalan perlahan ke luar planet Central, semua terdiam tak ada yang berbicara dan tidak mau melihat kebelakang mereka takut bersedih hati, karena meninggalkan keluarga, orang tua dan orang yang disayangi.

"20 ... 19 ... 18 ... !"

AI di pesawat menghitung mundur untuk pesawat berteleportasi aampai di ujung galaxy Bima Sakti tempat planet Bumi berada. Pesawat ruang angkasa pun mulai keluar orbit planet Central.

"10 ... 9 ... 8 ... !"

"Kita akan bersiapa berteleportasi !" ujar Juan.

"5 ... 4 ... 3 ... 2 ...1 ... Teleportasi dimulai !"

"ZHEPP ....!" Pesawat ruang angkasa pun menghilang dan sekarang berada di pusaran kecepatan cahaya.

"Dalam waktu 15 menit kita akan berada dititik ujung Bima Sakti !" Juan pun kemudian melaporkan tentang situasi.

"5 ... 4 .. 3... 2 ...1 ! Teleportasi sudah selesai !"

Pesawat kini berada di ujung galaxy Bima Sakti dalam waktu 5 hari mereka akan masuk kedalamnya. Pesawat dalam keadaan kecepatan sedang. Setelah itu mereka menggunakan mode otomatis dari AI robot pesawat yang sudah diberikan kode untuk ke planet Bumi. Sementara mereka memituskan beristirahat dan akan tiba di Planet Bumi dalam satu bulan.

---------------

Pesawat ruang angkasa yang mereka tumpangi sangat komplit, karena mereka akan tinggal di ruang angkasa selama hampir sebulan lebih dengan kecepatan yang sudah di perbaharui. walau relatif tidak lama tidak seperti dulu, tetap saja menghabiskan waktu di angkasa raya yang sepi gelap, memang sesekali ada cahaya planet tetap tidak menarik dan membosankan

Selain punya kamar tersendiri masing-masing anggota, disini juga disediakan ruangan khusus buat hobi para anggota tim. Seperti contohnya Alex yang seorang dokter dibidang pengobatan tradisional mempunyai ruang perawatannya sendiri, baik untuk anggota yang merasa sakit atau pun keadaan darurat lainnya, satu ruangan lab untuk meneliti dan mengembangkan obat dan tentu saja dia sangat senang.

Begitu pun yang lainnya, ada ruang makan, dapur, ruang santai, bar, perpustakaan, ruang olah raga, pertemuan dan semuanya terdiri 4 lantai ditambah satu lantai dasar tempat parkir kendaraan dan pesawar yang lebih kecil. Memang hanya 10 orang tapi dirasa cukup sepi untuk ukuran seperti itu.

Hari pertama di pesawat, semua sangat gembira mereka seperti bersantai dan bercanda dan mengobrol dan menikmati fasilitas yang komplit, bahkan kolam renang pun ada, ruang fitnes, sauna.

"Luar biasa fasilitas disini, seperti sedang liburan saja !" Juan merasa senang.

"Kamu benar bro !" Jim pun merasakan hal sama, mereka sedang bersantai di salah satu ruangan.

"Dan coba lihat disini banyak minuman beralkohol ! dan ini termasuk komplit ! padahal kita belum boleh meminumnya !" ujar Mark sambil menunjuk deretan minuman yang berjejer rapi di rak, ada juga diskotik mini untuk mereka yang ingin berdangsa dan berjoget.

"Ayolah ini semua untuk hiburan semata ! karena kalian akan merasa bosan selama di ruang angkasa ! satu bulan tidak lama tapi disini itu sama dengan satu tahun !" jelas Mei Ling sambil melangkah ke bar.

"Akan kubuatkan minuman buat kalian semua ! tapi sesuai kesukaan kalian !" katanya dan dengan sangat terampil dia pun meracik minuman.

"Oke kita party, nyalakan musiknya !" teriak Juan dan musik tekno yang membuat ingin bergoyang pun terdengar.

Dan tak ada yang menolak, semua pun menikmati minuman racikan Mei Ling yang enak sekali, sesekali mereka bergoyang dan berjoget ria menikmati alunan musik sampai akhirnya semua tertidur pulas.

---------------

"Warning .... warning ...ada lintasan sabuk batu android ...!" begitulah alarm berbunyi membangunkan dan membuat semua anggota tim misi terkejut dan mereka pun bangun dari tempat tidurnya masing-masing dan berlari menuju ruang kemudi, dan mereka tertegun tak percaya.

Karena melihat batu android berbagai ukuran dari yang kecil sampai yang besar 7 kali lipat dati pesawat mereka dan kecepatan sangat cepat.

"Mark, Jim dan Juan ! cepat ! bisakah di kendalikan pesawatnya agar kekuar dari sana ?" perintah Nobu.

"Akan kuusahakan, daya tarik sabuknya sangat kuat !" jekas Juan.

"Kecepatan mereka pun lebih dari yang kita bayangkan !" ujar Jim.

"Awas ada android besar !!" teriak mereka, dan benar saja di depan mereka ada batu android raksaaa menghadang kapal ...

"Nyalakan teleportasi !" perintah Nobu. Semua terkejut.

"Apa kita tak betanya dulu kepada profesor ?" tanya Mika.

"Cepat waktu kita tak banyak ! kalian lihat sabuk androidnya sangat luas ! dan batunya bukan sembarangan ! kalau kita tak melakukan itu dan menunggu keputusan ! kita hancur !" jelas Nobu.

"Dia benar, kita tak mungkin terus menerus menghindat dari sabuk ini !" Mark setuju. Semua terdiam.

"Luas aabuk ini 1 juta kilo meter !" Juan menambahkan.

"Oke siapkan teleportasi !" perintah Mark.

"Baik, sudah kulakukan dalam 10 detik kita akan menghilang, sementara itu menghindarlah !" jawab Juan.

"Oke, Jim bantu aku melihat jarak dan kecepetan android bila mendekar !" perintah Mark.

"Oke bos !" jawab Jim.

"5 ... 4 ... 3 ... 1 ... ! teleportasi dimulai ...!"

"ZHEP ...!" Kapal pun menghilang ...

Bersambung ....

Próximo capítulo