Milly melepaskan kausnya sendiri. Nick bisa melihat bekas luka tembakan di lengan atas Milly. Ia merasa bersalah. Seharusnya ia yang mendapatkan luka tembakan itu. Milly seharusnya tidak pernah terlibat dalam kejadian penculikan dan penyiksaan itu.
"Apa itu terasa sakit?" tanya Nick sambil ragu-ragu untuk menyentuh lengan Milly.
"Tidak. Luka ini sudah lama sembuh."
Nick beralih ke dadanya yang terpampang nyata di hadapannya. Ia terpana menatap belahan dada Milly yang mempesona. Ia ingin menyentuhnya, merasakannya dalam genggamannya, tapi tidak bisa. Milly sedang sakit.
"Milly, sebaiknya kamu memakai kembali kaus …"
Kata-kata Nick terhenti. Dengan satu gerakan, Milly melepaskan kaitan bra-nya sendiri dan menaruhnya di kasur bersama kausnya. Nick sungguh tak tahan lagi. Tangannya meraih bulatan kenyal itu dan meremasnya.
Mereka kembali berciuman sambil menggesek dadanya. Rasanya begitu nikmat. Untuk beberapa saat Nick merasa dirinya seperti yang kembali berada di rumah Gilang.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com