Leona duduk di kasurnya dan lanjut menguliti Marshal dari kemejanya, lalu membuangnya ke lantai. Matanya membelalak saat menatap tubuh Marshal. Tangannya meremas tangan Marshal yang berotot, lalu beralih untuk menelusuri lekuk abs di perutnya.
Sebenarnya ia sudah lama sekali tidak berlatih di gym. Setidaknya perutnya masih tampak indah untuk dilihat. Ciuman penuh gairah sudah tak terelakan lagi.
Marshal membuka bibir Leona dan mencicipi setiap senti rongga mulutnya dengan lidahnya. Leona mengerang nikmat, sembari tangan Marshal meremas payudaranya yang sintal.
Tangannya yang satu lagi bergerak ke bagian belakang punggungnya dan membuka kaitan bra-nya dengan agak susah payah karena hanya menggunakan satu tangan.
Setelah bra terlepas, Marshal segera melucutinya dan menaruhnya di dekat bantal. Marshal menatap gunung kembar nan indah itu, memujanya dengan belaian yang lembut. Leona bergidik, tampak terlihat bulu romanya berdiri.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com