webnovel

Kurva 1 - Akihito Hashimoto

31 Mei 1997 Pukul 12:00

Aku melihat kota yang cukup sepi. Aku yakin dengan tanggal ini, Mama masih di Rumah Sakit.

Aku berusaha mencari motor tapi motor saat itu sangat jarang. Aku bersama Eiko dan Manami jalan ke rumah sakit.

"Kamu lahir jam berapa Aki-kun?" Tanya Eiko

"Aku lahir jam setengah empat sore. Masih ada waktu untuk jalan. Lagipula Rumah Sakit dekat dengan Rumahku. Nanti aku akan bawa kalian ke rumahku dulu." jawabku.

"Ngomong-ngomong, ini kota Mizuhara ya? Kota kecil ini." ujar Manami

"Betul. Tapi nanti beberapa tahun kedepan ada pembangunan pesat sehingga daerah sini menjadi tidak sepi lagi." jawabku.

Kami pun berjalan melewati gunung dan lembah (bukan ya.). Maksudnya melewati jalan lurus lalu berbelok ke kanan menurun lalu menanjak dan belok kiri. Di sebelah kananku terlihat rumah sakit kecil yang cukup luas.

Kami pun bergegas masuk.

Aku mencoba bertanya dengan pak satpam. Namun keanehan terjadi.

"Pak, Ruangan Ibu Saya dimana ya?" tanyaku.

Bapak Satpam tak menjawab. Aku coba raih tangannya ternyata...

Tembus...

Ada apa ini?

"Aki-kun, karena kita sedang melakukan regresi maka kita tidak dapat berinteraksi dengan siapapun disini. Bahkan ibumu sendiri." jelas Eiko.

Aku sedih. Aku tidak bisa mengubah keadaan.

Tiba-tiba seseorang datang..

Seseorang ini mirip persis denganku. Dia berperawakan sepertiku. Namun sikapnya liar.

Aku melihatnya dan bertanya kepadanya.

"Siapa kau? Mau cari masalah?" tanyaku panik.

"Hai EQ-kun, kenapa kamu regresi masa lalu? Percuma. Tidak ada gunanya. Kamu juga tidak bisa mengubah masa lalu. Kembalilah puang dan urus dunia nyatamu." ujar orang itu.

Eiko dan Manami langsung bersiap siaga. "Aki-kun, ini adalah Facade!" seru Eiko.

"Ini adalah tendensi negatif yang ada di dirimu. Kamu harus melawan dia sampai menang walau itu tidak mungkin." ujar Manami.

Tidak mungkin. Apa katanya? Aku benar benar kecewa. Kenapa harus ada musuh disini? Niatku adalah ingin menemukan potensi yang tersembunyi, mengembalikan gairah hidupku. Tapi kenapa???

Tiba-tiba seseorang lagi datang, dia juga persis denganku. Dia terlihat gugup, takut.

"Aku harus gimana ya?" ujar orang itu.

"Siapa kau? Kenapa kau takut sekali?" tanyaku kepada orang yang satunya lagi.

"Aku adalah Anima. Aku takut dengan Facade. Aku takut ia akan membunuhku. Aku tidak akan melakukan yang aku harus lakukan. Aku akan lari saja dari sini!" ujar Anima.

Eiko dan Manami berseru "Aki! Tentukan Pilihanmu!!"

Emosiku sudah tidak tertahankan lagi. Tiba tiba, kepalaku pusing, lalu terasa sangat menyakitkan. Aku tidak bisa bertahan lebih lama. Aku berteriak.

"SUDAH CUKUP!!!!"

Tiba tiba, cahaya hijau melesat dari permukaan badanku hingga menembus langit. Lalu, cahaya biru putih menyelimutiku bersama dengan kupu-kupu biru kuning. Memoria?

Aku bingung. Tapi aku hanya bisa berteriak hingga kesakitanku hilang.

Setelah lama berteriak, kesakitanku hilang. Aku dikelilingi oleh cahaya biru putih dengan kupu-kupu biru kuning.

"Aki-kun, kamu sudah siap memulai perjalanan. Kamu bisa mengatasi tendensi negatifmu. Dengan keinginan yang kuat, kamu bisa mengeluarkan sedikit demi sedikit tendensi negatifmu. Kamu akan dapatkan memoria sebentar lagi. Semakin banyak kamu melesatkan cahaya hijau itu. Kamu akan jadi sadar sepenuhnya." ujar Eiko.

"Ingatlah Akihito-kun! Perjalanan ini mendaki lagi sukar. Penuh tantangan. Selain Facade dan Anima. Ada beberapa monster yang harus kita hadapi sebelum Mamamu melahirkan. Jadi kamu harus mengatasi semuanya."

Aku tidak paham. Aku hanya melihat didalam lingkungan rumah sakit ada monster. Monster itu dijelaskan oleh Eiko sebagai Monster Kesalahan. Fallacymon.

Aku bertanya kepada diriku sendiri. Kenapa ada Fallacymon?

"Ingat Aki! Kamu lahir karena kesalahan! Harusnya jika penundaan kehamilan dengan pil itu lancar maka kamu tidak lahir. Orang tuamu tidak mengharapkan kamu lahir! Kamu hanya sampah sampai sekarang kan? Kembalilah sampah!" seru Facade.

Aku menghampirinya.

"Omong kosong! Aku memang termakan jauh lebih dulu dengan perkataan itu sebelum aku seperti ini. Tapi setelah aku mengeluarkan cahaya hijau tadi. Aku sadar. Bahwa kelahiranku justru dengan sebab. Aku tidak akan percaya omonganmu sedikitpun!" seruku.

Tiba-tiba Pedang muncul dibelakangku. Pedangnya sangat berkilau berwarna biru dan kuning.

"Maaf Facade, sampai disini saja." ujarku.

Aku pun melibas Facade dengan segenap kekuatan yang ada. Facade pun musnah sebagian.

"Ingatlah Aki! Aku itu abadi. Aku kekal. Aku tidak dapat mati!" seru Facade sembari menghilang dari penglihatan.

Aku pun menghampiri Anima.

Aku bilang baik-baik kepadanya.

"Anima, kamu tidak harus takut dengan orang itu. Dia lebih tidak berguna dari kita karena dia cuma mengkritik diri kita. Tidak membuat kita maju." ujarku.

Aku menampar Anima itu.

"Kamu harus ditampar karena kesalahanmu melarikan diri dari masalah. Ingatlah! Jangan pernah melarikan diri dari masalahmu! Kamu tidak lahir karena kesalahan. Kamu lahir dengan sebab. Ikutlah kami. Nanti kami ajak engkau bernostalgia!" seruku.

Eiko dan Manami tersenyum. Kami kemudian maju menghadapi Fallacymon. Kuberikan pedangku kepada Anima. Lalu, Anima mencoba melibas Fallacymon namun kurang tepat sasaran dikarenakan ketakutannya terhadap monster itu.

Aku pun langsung mendorongnya ke rerumputan dan mengambil pedangnya serta menusukkan pedang itu ke jantung Fallacymon.

Fallacymon pun musnah. Tiba-tiba muncul memoria.

Memoria itu ditangkap oleh Eiko dan Manami.

"Aki-kun, kita sudah dapatkan Memoria yang pertama. Kita buka. Kamu harus sentuh kupu-kupunya." ujar Eiko.

"Kita sadarkan dirimu. Ayo buka dan sentuh!" ujar Manami.

Aku membantu Anima berdiri lalu aku membuka kotak memoria. Aku menyentuh kupu-kupu itu. Tiba-tiba...

Kepalaku sakit kembali. Aku tidak bisa tahan lagi. Aku berteriak. Sakitnya jauh lebih parah dari sebelumnya. Dan aku melihat beberapa yang aneh.

Aku melihat diriku di beberapa dunia.

Aku...

Aku pernah mati karena kekurangan cairan ketika bayi. Aku pernah digugurkan. Aku pernah mati dalam kandungan. Aku juga pernah mati bersama Mamaku ditembak perampok. Aku...

Aku pun menangis. Apa ini?!

Tiba-tiba melesat cahaya hijau ke langit dari tubuhku. Cahaya biru putih makin kuat melinglupi tubuhku. Kupu-kupu biru kuning itu yang tadinya banyak ternyata menghilang semua. Lalu kupu-kupu di kotak memoria itu keluar dan melingkupi diriku.

"Jika memoria sudah terkumpul sempurna, maka kamu akan sadar sepenuhnya. Sekarang semua kembali kepadamu. Mau tetap dilanjutkan atau tidak?" tanya Manami cemas melihat aku kesakitan.

"Aku lebih baik lanjut. Pembersihan diri kan?" ujarku yakin.

Kami berempat pun bergegas masuk ke ruang persalinan. Jam sudah menunjukkan pukul 15:12.

Kami sampai lima menit kemudian. Mamaku sedang menjerit kesakitan berusaha melahirkanku.

Aku pun menangis. Anima disampingku tersenyum. Eiko dan Manami terharu. Papaku mendampingi mamaku disamping.

13 menit lebih kemudian, Akhirnya mamaku melahirkan. Anak ini sehat dengan berat badan 3.5 kg.

"Mau diberi nama apa ibu anak ini?" kata perawat.

Ketika itu keluarga berkumpul.

"Aku akan beri nama dia Akihito. Akihito adalah harapan besar bagi keluarga kami. Akihito adalah pencerah. Semoga dia bisa mencerahkan keluarga kami mengingat dia satu-satunya anak laki-laki yang tentu mewariskan klan ayahnya yaitu Hashimoto."

Tiba-tiba Eiko memegang tanganku, dan dia berbicara.

"Aki-kun, kamu berhasil kali ini. Aku bahagia. Terharu lihat ibumu penuh perjuangan. Walaupun efeknya adalah dia harus terkena penyempitan pembuluh darah jantung. Tapi tetap itu bukan kesalahan. Kamu sudah sadari itu kan?" ujar Eiko.

"Betul. Eiko-san, aku boleh panggil Eiko saja? Manami-san, aku juga boleh panggil Manami saja mulai saat ini? Aku agak kaku memanggil nama dengan akhiran." tanyaku sembari tersenyum.

Mereka mengangguk. Anima pun tersenyum.

"Aku akan ikut kalian kemanapun kalian pergi." ujar Anima.

Tiba-tiba, Anima menghilang seperti kapas yang terbang perlahan.

"Kenapa Anima menghilang?!" tanyaku kaget.

"Anima adalah entitas yang sejenis dengan Facade. Dia abadi. Dia bisa menghilang. Dia akan muncul di setiap pertemuan dengan memoria. Kamu bisa mengendalikan keduanya, itulah yang meningkatkan kemungkinan mendapatkan potensi tersembunyi itu. Tenang saja." ujar Manami.

Aku pun tersenyum.

Kami pun berjalan keluar dari lingkungan Rumah Sakit dan kembali ke Alter Dimension.

-Alter Dimension-

AD atau Panthe~ apaan lah aku lupa. Yang jelas Dimensi ini sangat indah. Kami benar benar capek melawan monster. Lalu, kami duduk di taman. Manami pergi mengambil makan dan minum.

Aku dan Eiko berbicara akrab. Eiko pun tertawa disaat aku bercerita lelucon lucu. Tak lama, Manami datang membawa Burger dan Lemon Tea untuk tiga orang.

"Enak juga ya. Akhirnya." ujarku senang.

"Ingat! kita masih awal. Belum selesai. Kamu juga harus tetap disini. Jadi kami sudah sediakan rumah untuk kita bertiga." ujar Manami.

Aku melihat Apartemen yang tinggi nan indah itu.

"Eiko di lantai satu. Manami di lantai 2. Akihito di lantai paling atas atau lantai 3." ujar Manami.

"Ayo kita beristirahat!" ujar Eiko.

Akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat selama dua hari di apartemen itu sebelum melanjutkan ke destinasi selanjutnya.

TO BE CONTINUED

Próximo capítulo