Fu Nanli menyandarkan kepalanya di perut Wen Qiao sambil mengatur napas, "Iya, istirahat sebentar."
Bukan istirahat seperti ini yang kumaksud. Pikir Wen Qiao dalam hati.
Wen Qiao menepuk punggungnya ringan, "Maksudku kembalilah ke kamar untuk beristirahat."
Suara Fu Nanli sedikit serak, "Jangan mengeluarkan perkataan yang mengundang."
Wen Qiao ingin menangis rasanya, apakah yang aku katakan barusan salah?
Setelah istirahat sejenak, Fu Nanli melakukan push-up lima puluh kali lagi. Fu Nanli menghujani Wen Qiao dengan ciuman hingga dia merasa pening. Kemudian Fu Nanli perlahan menarik Wen Qiao ke posisi berdiri.
Fu Nanli menggendong Wen Qiao menuju ke kamar.
Entah sejak kapan dia sudah tidak tidur di kamar tamu, tapi di kamar Fu Nanli. Apalagi kasur di kamar Fu Nanli berukuran sangat besar, muat untuk menampung dua orang.
Fu Nanli cukup gentleman, dia tidak memanfaatkan kesempatan menyentuhnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com