Wen Qiao menganggukkan kepalanya.
Tumitnya berdarah, dan kapas yang digunakan untuk mengobati tumitnya ditekan dengan lembut, langsung rasa sakit yang dia rasakan seakan menyebar. Wen Qiao mengepalkan tangannya dan menundukkan kepala, dia memejamkan mata dan menahan rasa sakit yang terasa menusuk.
Fu Nanli berusaha menenangkan, "Berteriaklah kalau rasanya sakit."
Wen Qiao mulai mengeluarkan suara rintihan.
Fu Nanli berhenti sejenak, dia menelan ludah sambil menatap jari-jari kaki yang lembut serta pergelangan kakinya yang putih dari gadis itu, "Mungkin lebih baik jika kamu tahan sakitnya, jangan bersuara lagi."
Gadis ini selalu membuat pikiran Fu Nanli menjadi liar.
Wen Qiao menatap Fu Nanli dengan menggerutu, pria itu yang memintanya untuk berteriak kalau merasa sakit, dan sekarang dia juga yang menyuruhnya untuk tutup mulut. Kenapa pria ini susah untuk dimengerti?
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com