"Lo menyebut dia pria gila, tetapi lo menginap dan bermalam di rumahnya?" Iris menyipitkan matanya. Ia tak percaya dengan pengakuan gadis muda di depannya itu. Baiklah, ini mungkin tak segila fakta bahwa jika Sandra menginap di rumah sang mantan kekasih. Akan tetapi, tetap saja, ia tak bisa mempercayai hal bodoh yang sudah dilakukan oleh Sandra.
"Leo berbahaya. Lo sendiri yang bilang itu ke gue," imbuhnya memprotes. Iris melirik ke arah sang kekasih yang hanya diam membisu, tak ada kata yang terucap. Ia tahu, Alfa menjadi saksi bisu kala Iris berjam-jam lamanya berdiri di depan rumah Sandra, mengetok pintu, menekan bel dan membuat panggilan juga spam pesan untuk gadis yang sudah lama menjadi sahabatnya itu. Namun, tak ada jawaban darinya. Sandra sukses membuat hati Iris was-was dan tenang semalaman penuh. Ia bahkan tak terlihat batang hidungnya saat pemakaman sang ayahanda.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com