*sambungan episode 2*
Akulah yang bersalah, ku kira salah satu dari mereka akan menyadari perihal merawatdan melestarikan lingkup pekerjaan. Aku kira mereka yang cukup lama berada dalam ruangan ini sudah mengerti, dan sudah tahu betul mengenai situasi lingkup serta cara menjaga dan merawatnya,
Ternyata sangat jauh dari harapan dan perkiraan, seharusnya seorang yang cukup lama itu sudah terampil, tahu kapan dan apa saja yang perlu di rawat. Faktanya berbalik, justru malah main petak umpet. Padahal, jelas di depan dua mata sehatnya akan hal yang memang perlu di rapihkan atau dibersihkan. Matanya melirik, tapi kakinya jalan terus. Apa sebutannya selain petak umpet?
Jelas lihat, namun lari tak perduli, lalu menggerutu dalam hati, lalu mengeluh tiap hari, lalu menghela nafas di samping telinga. Padahal ia tak tahu menahu seperti apa lelahnya seorang yang ia bisiki keluhan.
Semua kepala punya problema, semua hati punya gunjing yang berkali-kali lipat. Jadi, simpan keluhanmu untuk tinjuan. Motivasi agar kau dapat menyelesaikan masalahmu, agar kau buang hal yang tak ingin kau keluhkan.
*TamaT*
Berputar balik, jadikan sebagai tinjuan. Hakekatnya kita sendiri yang dapat menyelesaikan masalah kita sendiri.