Luhiang pun memaki. Lalu duduk di sisi meja IPad-nya. "Shit lah, Takhon. Mau libur sehari saja susah sekali. Kau ini selalu memberiku pekerjaan," katanya. Tapi kemudian tersenyum. Ya, senang saja karena di rumah bisa mengobrol seperti teman. Luhiang harus meninggikan Paing ketika di tempat kerja, sampai lidahnya gatal kalau memanggil "Tuan Takhon, Tuan Takhon," setiap saat.
"Tapi, terserah juga padamu. Ini kan uang yang datang," kata Paing dengan senyum lembutnya. Alpha itu menumpuk semua berkas yang sudah ditanda tangani, lalu mengecek sisanya di layar. "Kalau tidak mau, biar aku ambil saja semuanya, hm? Lagipula stasiun dan jalan tol hasilnya tidak sedikit."
"Eeeeh! Sialan!"
"Ha ha ha ha ha."
"Paing Takhon aku akan mengebirimu di lain hari."
"Ha ha ha ha ha."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com