"Mamaaaaa! Hiks … Mamaaaaa!" Lian meremas bahu Reba begitu kencang.
"Aduh, bagaimana ya? Lian memang begini kok, Ace. Tenang saja nanti diam sendiri. Dia mungkin hanya panik."
"Oh, um, oke."
"Tapi, kenapa bisa kebakaran, ya? Dari mana asal apinya?" Reba terus menepuki bokong Lian. "Perasaan tidak ada dapur di lantai ini. Apakah konsleting listrik?"
"Aku juga tidak tahu."
Reba menatap chaos-nya orang-orang yang bertabrakan di tangga darurat. Mereka rebutan turun ke bawah, bahkan ada yang bertengkar karena tidak mendapatkan tempat. Lobi menuju tangga benar-benar penuh manusia. Mereka memblokade jalan seperti zombie yang ingin menyerang target. "Tidak ada jalan keluar dari sini," katanya dengan mata yang berpendar lembut. Diantara cahaya tipis Ace bisa tahu, kegelisahan Reba mungkin lebih besar daripada dia. "Kita harus menunggu, Ace. Kecuali mau dipukuli macam orang itu."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com