"Tapi tak sawang-sawang koyone mulus blas ra jerawatan. Cantik jelita."
"Kan memang dee perawatan!"
Rekan-rekan belum pernah melihatku sejengkel itu. Digodai, campur gelisah akan banyak hal memang baru kurasakan setelah sekian lama. Kondisi Natta berputar di kepalaku. Lelaki itu memblokade semua hal dari dada (seolah aku hanya boleh memikirkan dia). Kalau di Jawa aku pasti sudah nething dapat mahabbah santet-an. Tapi masak sih?! Natta saja terlahir di Jerman. Mana tahu soal ilmu kanuragan. Komando komunitas pun kuberikan ke Kak Agus lagi. Natta kuseret turun dari truck kami sebelum benar-benar sampai villa. Mobilnya yang tertinggal itu bukanlah urusan penting. Natta memainkan kunci kendaraan itu kala berhadapan denganku di trotoar.
"M-Mau apa."
"Bicara serius denganmu. Aku benci kau lemah begini. Lawan mereka!"
"Ugh ... itu tidak sesederhana yang Mas pikirkan."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com