webnovel

TUAN MUDA ADAMI

"Assalamualaikum.. ucap ku ketika memasuki pintu rumah..

"Walaikumsalam.. kak desty!!! Anak-anak panti serentak menjawab salam ku.

"Kenapa kalian masih pada bangun??? Udh jam berapa ini masih bergadang aja???"

"Kak.. ibu rosa.." ini suara reva, ia berumur 12 th tahun ini. Ia anak paling besar di sini.

"Kakak tau.. biar kakak yang urus, kalian pergi tidur gih.. besok kan sekolah masuk pagi kan?? Besok kakak gak ada kelas kuliah. Kakak akan mengantar kalian kesekolah.."

"Asiiikkkk" ini suara ryan, anak lelaki paling kecil dan paling imut disini. Ia baru berusia 7tahun dan baru menduduki kelas 1sd.

"Hussss ryyyaaaannnn!!!" Anak2 lain pada teriak dikarenakan triakan ryan yg begitu nyaring.

"Hahahaha mereka pun mulai tertawa bersamaan..

"Sudah-sudah.. kembali ke kamar gih.. kak desty mau ke kantor buk ros dulu."

Anak-anak pun patuh dan mulai kembali memasuki kamar nya. Sementara itu aku pun mulai melangkah ke arah sebalik nya, yaitu menuju kantor bu kepala.

Tok tok tok "bu kepala ini desty"

"Masuk nak.." ucapnya

Ketika aku melangkah masuk ruangan itu aku melihat bu kepala dengan mata sembab nya. Dan aku melihat juga di sisi seberangnya seorang laki-laki berusia 35th nan berdiri angkuh dengan di temani oleh kedua bodyguardnya. Ya.. siapa lagi kalau bukan tuan muda PUTRA ADAMI.

"Akhirnya kamu datang juga. Kalau tidak aku tak akan pulang dari sini." Ucap tuan muda itu

"Mohon maaf tuan muda, ada perlu apa mencari saya?

"Kamu tau.. ayah ku telah meninggal dunia. Kini tanah panti ini telah sah menjadi milik ku."

"Jadi kedatangan anda kesini karena ingin mengusir kami?"

"Ya.. aku akan menjual tanah ini seharga 5M. Aku akan memberikan kalian waktu melunasi nya dalam waktu 3bulan, cukup rasanya kalian tinggal di atas tanah ini secara gratis selama puluhan tahun.

Jika kalian tetap tak sanggup, aku mempunyai pilihan ke 2.

Jadilah istri ku yg ke 3. Aku akan memberikan mu tanah ini untuk mu sebagai mahar awal.. selanjutnya aku akan memberikan kamu kemewahan lainnya."

Aku sungguh tak sanggup berkata apapun lagi. Seakan langit tiba-tiba runtuh diatas kepalaku. Aku tak sanggup mengiyakan dan tak sanggup menolak..

aku memikirkan nasip keluarga ku dipanti ini. Oh tuhan.. cobaan apa lagi ini..

tanpa ku sadari air mataku pun menetes..

"3bulan lagi datang lah padaku!!" Ucap tuan muda sombong itu

Mereka pun melangkah kan kaki menuju pintu, dan perlahan menghilang dari pandanganku.

"Desty.. kemari nak.. ibu ingin mengatakan sesuatu padamu.." ibu rosa berbicara sambil sesegukan menahan tangis nya

Aku pun memutar tubuh ku dan menghadap kearah bu rosa

"Ada apa bu??" Tanya ku

"Kamu tau kita tak akan bisa membayar uang yang diminta oleh tuan muda itu walau pun kita telah bekerja keras seumur hidup ini.

Karena itu ibu meminta padamu.. jangan sampai kamu berfikiran untuk memilih poin yang ke 2.

Tak perduli apapun, kamu harus segera pergi dari sini.

"Apa maksud ibu?? Desty tak mengerti?"

"Oh sayang ku.. maaf kan ibu.. ini—-" ibu rose menyodor kan sebuah giok kepala naga pada ku.

"Ini apa bu???

"Maafkan ibu nak.. ibu terlalu menyayangi mu.. hingga menutupi ini dari mu. Giok ini di temukan ada di tubuh mu ketika kamu ditemukan. Ini milik mu.. dibelakang nya bertuliskan nama marga keluarga mu..

"DARMAWAN" aku membaca tulisan yang berada di belakang giok itu.

Darmawan adalah nama marga yang tidak asing di telinga kami. Bagaimana bisa giok ini bisa berada di tubuhku? Apa hubungan keluarga ku dengan keluarga darmawan?

"Pergilah desty.. bawa giok ini temuilah keluargamu.. ibu tak akan membiarkan kamu mengorbankan diri mu pada lelaki brengsek seperti tuan muda Adami itu.

"Tapi bu.. marga ku bukan Darmawan.. marga ku Ahmad bu.. berdasarkan surat yang ku baca dari ibuku itu, ayah ku bernama SUHENDRA AHMAD, kakek ku bernama HENDRAWAN AHMAD dan nenek ku bernama SUYITA AHMAD. Jd sudah pasti aku bermarga ahmad bu.. bukan darmawan..

"tapi ibumu bagaimana?? Siapa namanya??"

"Dy tak mau menyebut namanya bu.. iya hanya meninggalkan inisial nya saja di secarik kertas itu

"KS". Jika marganya darmawan harusnya KD kan.."

Desty takut giok ini tak seharus nya di tangan kita bu.. apalagi darmawan adalah keluarga paling berpengaruh dan tak ada orang yang sanggup menyinggung keluarga itu. Desty harus mengembalikan giok ini dan meminta maaf segera bu.. sebelum kita dituduh mencuri."

"Kamu benar.. oh tuhan.. masalah 1 belum selesai sudah ada masalah lain..

maafkan ibu desty.. ibu menyembunyikan giok ini selama ini dari kamu. Ibu hanya tak rela kamu diambil orang.. kamu sudah ibu anggap seperti anak ibu sendiri.. ibu tak sanggup jika harus kehilangan kamu.. bahkan ibu menyembunyikan kamu agar tidak ada yang mengadopsimu. Maaf kan ibu.. ibu terlalu egois nak.. ibu tak mau membagi mu dengan orang lain.." ibu kepala masih berbicara dengan sesegukan.. wanita tua ini.. benar-benar memperlakukan desty dengan baik sedari kecil..

"Ibu ngomong apa bu?? Desty bahagia selama ini ada di sisi ibu.. tak ada beban di hati desty.. desty cukup mendapat kan perhatian dan kasih sayang disini.. tak ada yang membuat desty menyesal bu.."

"Terima kasih nak.. terimakasih sudah tak membenci ibu.."

"Tak ada alasan desty untuk bisa membenci ibu.. desty sayang sama ibu..

Sekarang ibu istirahat yah.. desty juga ingin istirahat.. besok pagi desty sudah berjanji dengan anak-anak akan mengantar mereka sekolah..

Setelah itu.. desty ingin mengembalikan batu giok ini pada keluarga darmawan bu.. lebih cepat lebih baik kan.. desty akan menjelaskan pada mereka kejadian yang sesungguhnya. "

Setelah itu aku pun mengantar kan ibu rosa menuju kamarnya.. menyelimuti tubuh renta wanita tua itu.. kusapu bekas air mata yang telah mengering di pipinya perlahan dengan telapak tangan ku. Aku menyadari betapa besar cinta dan kasih sayang nya padaku.. dan aku sangat bersyukur untuk itu.

Kasih sayang dan cinta yang tak pernah ku dapat dari ibu ku, aku malah bisa mendapatkan itu dari ibu lain..

Setelah mendengar nafas teratur ibu rosa, aku yakin ibu rosa telah tertidur pulas.. selanjutnya aku pun melangkahkan kakiku menuju kamar mandi.. aku mencuci handuk mas david tadi sembari aku pun mandi air hangat agar tak terserang flu esok hari.

Seusai mandi aku pun membalut tubuh ku menggunakan handuk dan mulai memasuki kamar ku. Aku tidur sendiri.. semenjak berusia 17tahun.. kamar ini menjadi kamar pribadiku.. sebelum nya aku tidur di kamar besar.. yaitu kamar yang di tempati anak-anak saat ini..

Orang-orang di panti tidak lah ramai.. kami semua hanya berjumlah 10orang. Dikarenakan kesehatan bu rosa yang semakin buruk, hingga membuat beliau semakin sulit mendapatkan donatur. Jadi semenjak 2tahun lalu aku memutuskan untuk berhenti menerima anak-anak di panti ini.. dan hanya menerima para orang tua yang ingin mengadopsi.. sampai lah akhirnya hanya tersisa 7orang anak di panti ini

Próximo capítulo