webnovel

Cantika Meresahkan

"Ting, Kamu kenapa sih dari tadi mukanya murung begitu."

"Murung? Nggak kok. Biasa aja."

Siang itu mereka berdua berada di markas favorit mereka. Yups, di taman depan. Itu selalu menjadi tempat favorit untuk mereka. Karena bunga-bunga yang mengelilingi tempat itu membuat otak mereka sedikit fresh Setelah beberapa jam mereka bergulat dengan pelajaran.

"Nggak, kamu enggak biasa aja. Kamu murung. Apa ini karena ucapan papa?"

Tania terdiam. Sebenarnya memang iya. Dia bener-bener kepikiran dengan ucapan Pak Farhan. Bagaimana kalau suatu saat Pak Farhan tahu kejadian yang sebenarnya?

"Kepiting rebus?"

"Eh iya. Huft … aku nggak apa-apa kok. Beneran? Hari ini kakak dijemput sama Ayah?"

"Iya. Dijemput Mama sama Papa. Hari ini ke rumah kamu. Terus langsung ke sini deh, jemput anak kesayangannya."

"Hah? Ke rumahku? Ngapain?" Tania berteriak. Tentu saja dia terkejut mendengar kedua orang tua Belva datang ke rumahnya saat dia tidak ada di rumah.

"Membicarakan soal pertunangan."

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com

Próximo capítulo