Tak seperti bayangan Arka yang menyangka bahwa hari berlalu akan memutar balikkan keramaian malam itu. Nyatanya saat dirinya membuka mata, ia di sambut dengan keriuhan suara yang membuat bibirnya sontak mengulas senyum. Ya, semua orang yang menyayanginya masih berkumpul bersamanya. Setidaknya perubahan drastis tak membuat hatinya mencelos.
Bahkan mama Donita yang berjarak begitu jauh sampai menghubungi nomor Nino, seketika mengintrogasi karena mendapatkan bocoran keadaan Arka dari Brian.
"Sekarang benar-benar tak apa? Apa perlu mama sewakan seorang dokter ahli untuk mengecek kepala mu? Bagaimana kalo kamu hilang ingatan, nak?"
"Haha.... Tidak. Ini udah nggak sakit lagi kok ma...." Arka yang membuktikan dengan menepuk-nepuk keras dahinya yang di perban, membuat Joshua yang menampilkan wajahnya garang.
"Jangan macam-macam. Kalau nanti jahitannya terlepas bagaimana? Dengan kepala mu yang masih trauma benda tumpul, bukan tak mungkin untuk mu amnesia, nak."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com