Sementara di lain sisi, seorang pria dewasa yang terusir secara paksa pun tiba-tiba merasa tak punya tujuan. Sebuah rumah kecil yang di milikinya seperti hanya seonggok bangunan tanpa arti. Sendiri, tak ada seorang pun yang akan menantikannya kembali. Sepi, tak ada suara yang memancing pembicaraan dengannya, hanya embusan angin lirih yang berteman.
Terus memacu motornya menembus jalanan lenggang. Tubuhnya yang terlapis pakaian panjang dan jaket kulit rasanya masih tak mempan untuk menepis dingin. Dari senja, sampai langit kelam di hias rembulan, masih terus berkelana. Tak bisa di pungkiri mau sekuat apa pun, nyatanya saat ini otot-otot di sekujur tubuhnya menegang. Tulang punggungnya kaku saat topangannya di paksa terus pada posisi yang sama. Selama hidupnya, baru kali ini bang Sat merasakan kondisi tubuhnya benar-benar lelah.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com