"Yuda kecelakaan." Bagaimana tidak, setelah baru saja ia melangkahkan kaki memasuki rumah, tiba-tiba saja Farhan membuatnya jantungan dengan ucapan bernada panik itu.
Bahkan hari yang sudah larut tak sedikit pun menyurutkan Arka yang ketakutan setengah mati untuk mendatangi tempat yang di kirimkan rute lokasinya oleh Brian. Sepanjang jalan dengan taksi yang di kirimkan pria itu pula, tak membuat Arka bisa duduk dengan tenang. Tubuhnya mematung, sementara jemari bertautnya bergetar hebat. Seperti sebuah benda tumpul menghantam kepalanya. Mengulang ingat atas kejadian lalu, nyaris membuatnya kehilangan Yuda dengan luka serius akibat peristiwa yang sama. Air matanya bahkan sudah merebak di pelupuk mata, siap mengalir deras membasahi wajahnya yang pucat pasi. Berlari kencang setelah keluar dari taksi, mengabaikan orang-orang yang menatapnya kebingungan.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com