Bahkan masih sangat segar dalam ingatan Arka tentang kejadian beberapa waktu terakhir. Perasaannya saat mendapat sanjungan dari mamanya, yang entah mengapa tak sedikit pun membuatnya bahagia.
"Denger-denger Arka masuk jadi bagian osis, ya?"
Arka membatalkan suapan makanannya. Kepalanya terangkat, melirik seluruh pandangan di meja makan yang sontak memusatkan perhatian kepadanya.
Dahinya berkerut, kemudian alisnya menyatu setelah menjatuhkan sendoknya ke dalam piring. Mama Arka tau dari mana? Lagi pula selama beberapa hari ini memang ia seringkali pulang terlambat untuk persiapan pentas seni, tapi tetap saja Brian yang mengantar jemputnya, kan? Tak mungkin juga sang mama repot-repot mencari informasi ke sekolah. Lantas, anggapan itu muncul dari mana?
Seketika saja terbesit dalam pikiran mengenai ulah satu nama. Manik matanya lantas tertarik, menatap nyalang pada Melisa yang mengangkat satu alisnya dengan tampang menyebalkan. Sial, kali ini apa rencana wanita lampir itu?
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com