webnovel

Pasukan Tak Bernyawa

Suara Bencana

Menggilanya antonio sang ketua organisasi palapa membuat seluruh anggota tim rigma terdiam. Mereka tidak menyangka kekuatan etranger nomor 1 di Indonesia benar-benar bagai sebuah gunung yang sangat tinggi. Naga hitam yang menyerangnya dengan nafas api sudah bisa dianggap setara monster dimensi rank SS+. Namun antonio melumpuhkannya seperti menekan seekor kadal kecil ke dalam tanah.

"Siapa yang masih berpikir memiliki potensi atau kekuatan setara etranger nomor 1 di Indonesia…? Aku yakin sekarang kalian kena pukulan telak... "

*terdiam~*

Seluruh anggota tim rigma yang selalu merasa paling kuat atau merasa memiliki bakat luar biasa pun hanya bisa diam.

"Ketua saya boleh bertanya…?"

"Tentu… apa yang mau kau tanyakan…?"

"Perbedaan kekuatan sangat terlihat antara antonio dengan dua etranger yang melawannya… padahal mereka sama-sama menggunakan [Perwujudan Jiwa]... tapi kenapa antonio terlihat jauh lebih unggul…?"

"Jadi begitu… kau pasti heran ya… melihat dua orang etranger yang terlihat kuat tidak bisa melukai antonio sedikitpun… pertama ada perbedaan antara [Perwujudan Jiwa] milik antonio dengan milik dua lawannya… kemungkinan dia menggabungkan energi cahaya dengan energi kegelapan di tubuhnya sebelum menggunakan [Perwujudan Jiwa] miliknya… hingga akhirnya [Perwujudan Jiwa] yang seharusnya membuatnya menjadi malaikat bisa berubah drastis seperti sekarang… itulah salah satu kelebihan etranger kelas spesial... "

Rigma menjelaskan apa yang ia ketahui soal kekuatan antonio berdasarkan informasi dari syna. Semua bawahannya pun terkejut melihat rigma menjelaskan kekuatan antonio dengan lancar tanpa gugup sedikitpun.

"Ketua tahu banyak ya…?"

"Ketua…! Anda juga dikategorikan sebagai kelas spesial kan…? Apa anda bisa menggunakan [Perwujudan Jiwa] seperti milik tuan antonio…?"

"Benar… ketua kita juga tidak mungkin kalah dari etranger terkuat di Indonesia…!"

Rias, vina dan legi benar-benar bersemangat ketika mengingat soal rigma yang juga etranger kelas spesial.

"Ahaha… soal itu... levelku masih jauh dibawahnya… aku hanya bisa menguasai 75% dari seluruh kekuatan jiwa pengelanaku…"

"75%...!? Kekuatan anda bahkan bisa melawan kami semua secara bersamaan dan hanya mengalami luka gores…! Tapi anda bilang itu hanya 75% dari seluruh kekuatan jiwa pengelana di tubuh anda…!?"

"Benar… sebab jiwa pengelana di tubuhku terlalu kuat dan setiap penggunaannya akan memiliki efek samping tersendiri…"

Legi merasa sangat putus asa ketika mengetahui kenyataan bahwa kekuatannya masih sangat jauh di bawah rigma. Ditambah rigma yang sekarang belum mengeluarkan semua kekuatan jiwa pengelana miliknya. Ia pun langsung merenung di pojok ruangan sambil bergumam soal keangkuhannya saat melawan rigma.

"Tinggalkan dia ketua… pria yang harga dirinya terlalu tinggi memang seperti itu kalau sudah jatuh…"

Rigma pun kembali menonton pertempuran barisan depan dimana antonio sedang mencekik naga hitam. Antonio tersenyum puas ketika melihat kekuatan harun tidak bisa membangkitkan rekannya yang sudah mati. Remasan tangan kanan antonio semakin keras ketika membayangkan apa yang telah dialami nia. Kekejaman hingga membuat seorang wanita cantik seperti nia mati dengan cara yang mengenaskan.

"Bagaimana rasanya ditindas oleh orang yang lebih kuat darimu…?"

"se... perti… nya… kami… terlalu… meremehkanmu…."

"Itu benar… ditambah kalian telah memperlakukan anggotaku dengan sangat baik hingga wajah dan tubuhnya hancur… itu sebabnya aku menghancurkan wajah pria tampan yang menggunakan pedang besar di bawah sana…"

"Sekarang… kau ingin menghancurkan tubuhku…?"

"Benar… kau ternyata jauh lebih pintar dari kelihatannya…"

*sling…*

"Eh…!?"

Antonio hendak melancarkan serangan penghabisan untuk menghancurkan tubuh jiandi. Namun sebuah serangan pedang berhasil memotong tangan antonio hingga membuat jiandi jatuh ke tanah.

"Wah wah wah… siapa sangka anak muda jaman sekarang bisa sangat sadis terhadap lawannya…"

Seorang pria berambut putih panjang yang dikuncir kuda dengan santainya berdiri di atas sayap antonio.

'Dari mana dia datang…? Aku tidak bisa merasakan hawa keberadaannya… tidak… yang lebih penting… aku bahkan tidak merasakan berat tubuhnya sama sekali pada bagian sayapku…'

Pria tua yang melihat antonio terkejut pun tersenyum tipis, ia senang melihat rasa takut antonio yang menyadari kekuatan lawannya.

"Sepertinya pengalamanmu masih sangat kurang sebagai penyandang gelar nomor 1…"

[Holy Chaos Barrier]

Antonio yang tidak senang melihat pria tua di sayapnya terus mengoceh langsung mengaktifkan pelindung. Pria tua yang berdiri di atas sayapnya melompat untuk menghindari kontak langsung dengan pelindung ungu milik antonio.

"Benar-benar berbahaya sekali… anak muda zaman sekarang memang sangat mudah marah ya…"

"SIAPA KAU KAKEK TUA…!? BERANI SEKALI MENGGANGGU PERTARUNGANKU…!! 💢"

"Aku ini hanya kakek tua biasa yang terbiasa dengan pertarungan… itu saja… oh iya ngomong-ngomong tugasku adalah mengamankan bocah ini… sebab, kemampuannya sebagai naga masih sangat dibutuhkan oleh kelompok kami…"

"MANA MUNGKIN AKU LEPASKAN…!"

Antonio menghampiri pria tua yang berdiri di atas tubuh jiandi dan menyerangnya dengan sebuah pukulan. Pria tua misterius pun terpukul mundur beberapa ratus meter akibat menahan pukulan antonio.

"Wah wah… kekuatan kakek ini sudah mulai menurun… biasanya aku bisa menghindari serangan seperti itu… tapi usia tua tidak bisa dihindari oleh siapapun… ditambah lawanku anak muda yang dijuluki etranger terkuat di negara ini…"

"Banyak bicara kau…!"

"...!"

[Gemerlap Phanthom : Tebasan Malam Senja]

*sreng… *

Rigma dan seluruh anak buahnya yang menonton dari pesawat induk tentunya terkejut. Mereka tidak menyangka ada orang lain yang bisa menggunakan teknik pedang [Gemerlap Phantom] seperti rigma. Apalagi tebasan pedangnya jauh lebih mematikan hingga bisa memotong serangan dari tangan antonio untuk kedua kalinya.

"Siapa... dia…?"

"Eh…? Aku pikir ketua mengenalnya... apalagi teknik pedangnya sama..."

"Tidak mungkin aku mengenalnya… sebab orang yang mewarisi teknik pedang phantom padaku meninggal setelah selesai mewariskan tekniknya…"

"Kalau begitu hanya ada dua kemungkinan… dia merupakan keturunan guru anda… atau..."

"Dia kakak seperguruan anda yang dibuang oleh guru anda karena melanggar aturannya…"

Para bawahan rigma mengira-ngira soal alasan pria tua yang dapat menggunakan teknik pedang phantom di barisan depan. Rigma yang mengetahui sifat gurunya, kemungkinan besar kakek tua yang ia lihat di layar adalah keturunan gurunya.

"Eh apa itu…! Sesuatu dalam jumlah besar mendekat ke barisan depan…!"

"Itu… boneka…?"

Di area pertempuran antonio dan angel kembali dikejutkan dengan munculnya pasukan boneka besi yang datang. Barisan depan sendiri masih penuh dengan pertarungan antara etranger melawan kelompok revolusioner.

"Sekarang apa lagi…?"

"Sepertinya sudah waktunya… maaf sekali anak muda… permainan kita selesai… jadi aku akan membawa jiandi secara paksa…!"

[Gemerlap Phantom]

*sring…*

"Mana mungkin aku biarkan kakek tua…!!"

"Hm….?"

[High Impact]

Saat pria tua mengeluarkan energi jiwa dalam jumlah besar sambil mengeluarkan pedangnya dari sarung. Di situlah serangan angel mendapat celah untuk dilancarkan, akhirnya pria tua misterius pun terpaksa mengalihkan serangannya untuk menahan serangan angel.

"Wah wah wah… kalau kalian berdua maju seperti ini… tentu saja aku tidak bisa berbuat banyak…"

Pria tua misterius mengeluarkan sebuah remot kecil dengan tombol merah muda di tengahnya. Tanpa buang waktu ia pun menekan tombol merah muda hingga menimbulkan bunyi alarm.

*BEEP BEEP BEEP….*

"Hehehe…"

*JDOOM….*

Seseorang melesat dari langit dan jatuh tepat di depan pria tua misterius, sosok pria dengan topeng hitam dan jubah biru pun muncul.

"Ada apa ini pak tua…? Kenapa kau memanggilku secepat ini…?"

"Ada sedikit masalah boy… mereka berdua tidak membiarkanku menarik mundur jiandi…"

"Haaa… jadi seorang master pedang hitam pun kesulitan ya melawan orang terkuat pertama dan ketiga etranger Indonesia…"

"Ya namanya juga sudah termakan usia… jadi harap memaklumi kekurangan orang tua ini…"

"Baiklah… biar ak-..."

*BOOM…*

Saat pria bertopeng sedang berbicara dengan pria tua, antonio langsung menghantam kepalanya dengan kuat.

"Hooo… sekarang aku mengerti kenapa kau tidak bisa menangani bocah ini… dia benar-benar tidak memiliki sopan santun…"

"Tepat sekali…"

Antonio terkejut melihat cengkraman tangannya hanya menghancurkan kepala boneka besi. Sementara pria bertopeng sedang berjongkok sambil melanjutkan pembicaraannya.

'Bagaimana bisa…?'

"Dia pasti bertanya-tanya bagaimana caraku mengganti posisi tubuhku dengan boneka…"

"Hah…!?"

"Ya setidaknya anak itu adalah lawan yang jujur… jadi jangan terlalu keras padanya…"

"Ya ya… sekarang cepat selesaikan tugasmu pak tua… biar aku yang menahan bocah-bocah ini…"

Pria misterius berbalik sambil mengangkat tubuh jiandi yang telah berubah kembali menjadi manusia.

"Memang itu niatku… jadi sisanya aku serahkan pada kalian anak-anak muda… hohoho…"

"Dasar orang tua…. Seenaknya saja…"

"WOI… KAU…!"

Pria bertopeng menatap sinis ke arah antonio yang masih kesal karena dendamnya belum terlampiaskan. Rigma dan kelompoknya makin bersemangat melihat pertempuran antar etranger tingkat tinggi yang makin memanas. Sementara itu tanpa ada yang menyadari, seorang pria berjubah menyusup diantara para pengungsi.

"Revolusi tidak akan bisa dihentikan…!!!"

"...!?"

*KABOOM…*

Sebuah ledakan besar di tengah kerumunan pengungsi area keluarga pejabat tinggi negara. Ledakan tersebut menghasilkan kabut hitam pekat hingga menutupi seluruh area perlindungan bawah tanah. Setelah kabutnya mulai menghilang, muncullah 4 orang pendiri kelompok revolusioner dari pusat ledakan.

"Ba… bagaimana mungkin… kalian bisa sampai kesini…?"

Seorang pasukan penjaga istana yang selamat ketakutan ketika melihat sosok orang-orang di depannya. Sosok yang paling dicari di seluruh negeri dan juga orang paling berbahaya telah muncul tepat di depannya.

"Waktunya menghancurkan pemerintahan brengsek ini… dan memulihkan sistem pengendalian etranger…"

"Aku suka ini… paling tidak kita bisa menghadapi para pahlawan di sini bukan…?"

"Ya itu benar… tapi kalau bisa aku ingin menghindari pertarungan yang tidak perlu… benarkan tuan steven…?"

"Bisa tidak jangan pakai tuan… posisi kita ini sama-sama pendiri kelompok revolusioner…"

Kedatangan para pendiri pasukan revolusioner membuat seluruh tentara yang datang terdiam. Sirene darurat di istana negara pun berbunyi dengan keras ketika mengetahui kedatangan orang-orang yang dijuluki bencana berjalan.

*TEEEETTT….*

"KEADAAN DARURAT DI KONFIRMASI… BENCANA BERJALAN DARI KELOMPOK REVOLUSIONER TELAH MENYUSUP… SEKALI LAGI… 4 BENCANA BERJALAN TELAH MUNCUL DI AREA PENGUNGSIAN…"

Bersambung…

Próximo capítulo