Laura berada di pemakaman, gadis itu menaburkan bunga di pemakaman Ervin. Ia meneteskan air matanya, karena sangat merindukan sang kakak.
"Bang, Laura kangen. Kenapa Abang gak pernah datang ke dalam mimpi Laura? Kenapa bang?" Gumam Laura sambil menangis di pusaran sang kakak.
Rafael yang setia berada di samping istrinya langsung mengusap bahu sang istri. Rafael tahu istrinya tengah merindukan sang kakak sepupu. Laura terus saja menangis, "udah ya jangan nangis lagi. Kasihan bayi kita, kalau kamu nangis dia ikutan nangis loh.." ujar Rafael.
"Aku kangen sama Abang, kenapa Abang nggak pernah hadir dalam mimpiku? Kenapa? Apa Abang nggak sayang lagi sama aku?" Ujar Laura yang berada dipelukan Rafael.
"Jangan ngomong gitu, Abang pasti sayang sama kamu kok. Udah jangan nangis," balas Rafael.
Laura hanya bisa menangis dan tiba-tiba saja perutnya terasa sakit. Gadis cantik itu merintih kesakitan, dan Rafael langsung terkejut. "Kamu kenapa?" Tanya Rafael.
"Sakit," tangis Laura.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com