Hanya satu kalimat namun seluruh tubuhnya terasa sesak. Dia bergetar, menatap tepat pada manik biru mint itu. Tangannya mengepal dengan sebuah perasaan yang lebih hancur dari apa pun yang dia pernah rasakan.
Dia tidak mau menangis! Tapi kenapa matanya terasa begitu panas, bahkan pandangannya mulai buram. Mencoba memalingkan wajah, dia bangkit menarik napas setelah beberapa waktu lalu dia lupa bernapas. Mungkin karena dia begitu terkejut hingga melupakan hal yang paling penting bagi seorang manusia.
Matanya terpejam, mencoba untuk tidak menatap manik biru mint itu lagi. Bertindak seperti seseorang yang tuli supaya dia tidak mendengar hal yang lebih kejam dari ini lagi.
"Maaf Monda.." ucap Sean menarik tangan Rimonda untuk dia coba gengam lagi, tapi Rimonda menolak.
Menghempaskan tangan pria yang berstatus kekasihnya itu lalu bergerak mundur mencoba sejauh mungkin dari pria itu "jangan katakan apa pun!"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com