Aku dan Zero kembali duduk di kursi, menantikan dengan tak sabar Octans memulai ceritanya. Kulihat Octans sedang meneguk teh dalam gelasnya, sebelum akhirnya dia membuka mulut dan memulai ceritanya.
"Seperti yang kukatakan padamu tadi, Giania. Masalah ini ada hubungannya dengan Pangeran Gianovh."
Aku mengangguk karena masih melekat kuat di ingatanku, Octans memang berkata demikian.
"Pangeran Gianovh dulunya merupakan sosok anak yang penurut dan berbakti pada orang tua. Dia begitu patuh pada perintah orangtuanya, nyaris tak pernah menciptakan kekacauan atau keonaran. Intinya dia sangat jauh berbeda dengan seseorang."
Aku mendengus, tahu persis dia sedang menyindirku. "Berarti adikku sangat baik, itu bagus. Lalu apa masalahnya?" tanyaku, tak sabar.
"Tunggu sampai aku selesai bicara, jangan menyela."
Aku berdecak kali ini. "Itu karena kau menyindirku, aku tidak terima walaupun aku akui dulu aku seorang putri pembangkang."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com