Seketika kurasakan tubuhku mati rasa kali ini. Aku tidak sanggup berlari dan hanya bisa berjalan dengan terseok-seok. Lagi ... kuabaikan semua rasa sakit ini, aku tetap melangkah melewati gerbang istana. Aku terus berjalan dengan susah payah hingga posisiku sudah cukup jauh meninggalkan area istana.
Satu tempat yang terpikirkan olehku saat ini yang membuatku tanpa ragu menuju ke sana.
Sebuah rumah mungil nan sederhana atau lebih tepatnya disebut sebuah gubuk, sudah terlihat oleh mataku, meski jaraknya masih cukup jauh dari tempatku berdiri. Namun sayang, tubuhku sudah tidak bisa diajak kerja sama lagi, aku sudah tak sanggup lagi untuk berjalan. Tubuhku oleng nyaris ambruk, namun kurasakan seseorang menangkapku dan menahan tubuhku agar tidak terjatuh.
Aku menoleh ke arah orang yang menolongku tepat waktu itu, mataku membola ketika melihat Nenek Kaedh-lah sosok orang itu.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com