webnovel

KETAHUAN

Setelah tiba di kediaman Abah Amir, Fatih meletakkan kantong kresek berisi gula dan minyak goreng yang ia beli di minimarket tadi sebelum datang ke sini.

"Apa ini, Fatih?"

"Bukan apa-apa, Abah. Abah meminta Fatih untuk datang ke sini pasti ada hal yang ingin dibahas. Memangnya apa, Abah?"

Sekarang ini Ini Abah Amir dapat merasakan bahwa ada kesamaan antara arsila dan juga Fatih. Mereka sama-sama orang yang tegas dan disiplin sulit sekali di alihkan perhatiannya ketika sudah menanyakan sesuatu yang baginya sangat penting.

Sepertinya bagi mereka kepentingan harus diutamakan daripada hal-hal yang kurang penting dan tidak begitu memberi manfaat. Meskipun sebenarnya mereka juga sangat ingin tahu tapi karena waktu mereka yang telah memiliki hitungan dan jadwal tersendiri maka mereka pun seperti itu mungkin ini hanya sebuah kebetulan saja karena mereka sama-sama seorang psikolog.

"Apakah kamu diam-diam ada menemui Lutfi di sekolahannya?"

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com

Próximo capítulo