Bryana terdiam sejenak saat hendak melangkahkan kakinya di lantai dalam mansion orangtuanya. Dia teringat pada masalalu di mana saat dirinya masih kecil sering bermain berlarian ke sana ke mari bersama Raymond, membuat ibu dan ayahnya kerepotan karena ulahnya yang konyol. Ingatan itu membuatnya tersenyum dan beralih menjadi sebuah kesedihan. Air mata kembali menetes.
"Kenapa?" tanya Dean sambil menunduk memperhatikan Bryana yang menangis namun langsung mengusap air matanya sendiri.
"Tidak apa-apa, ayo masuk," seru Bryana kemudian melangkah memasuki ruang tamu. Dia melirik suasana mansion yang didesain dengan interior modern bernuansa metalik dengan dinding berwarna silver dan hitam yang mendominasi. Terdapat lampu hias yang tergantung di bagian tengah plafon ruang tamu yang menyatu dengan ruang tengah tidak terlalu luas, terdapat pintu yang mengarah pada beberapa ruang, dan tangga mengarah pada lantai atas.
"Mama!"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com