Saat siang, Bryana duduk di sofa dalam ruang kerja di kantor. Dia menatapi Dean yang belum sempat makan siang karena terlalu fokus bekerja. Bahkan suaminya itu sepulang dari meeting masih saja sibuk dengan berkas-berkas yang harus dibaca untuk ditandatangani.
"Sayang, apa kamu tidak ingin makan siang?" tanya Bryana sembari menghampiri Dean.
"Aku belum lapar," jawab Dean sambil menunduk menatap dokumen.
Bryana menyingkirkan dokumen itu dan duduk di pangkuan Dean dengan posisi menyamping, kemudian merangkul lehernya, menatap wajahnya sambil meraba rahangnya yang berbulu halus. "Jangan terlalu memaksakan diri untuk pekerjaan hingga mengabaikan makan siang."
"Tapi aku memang belum merasa lapar." Dean merangkul pinggang Bryana dan mendongak menatapnya.
Bryana menghela napas dan berkata, "kamu memang tidak lapar, tapi yang sejak tadi menemani mu sangat lapar. Ah, mungkin bayi di dalam perutku ini juga sangat butuh nutrisi tambahan supaya tumbuh sehat."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com