Lidya sangat merasa terkejut dengan pemandangan yang sangat mengerikan di hadapan matanya.
Banyak sekali orang mati disana, terpisah dari anggota tubuhnya dengan darah yang membanjiri tanah dan membanjiri setiap tempat yang ia lihat saat ini.
Bau dari semua tubuh tak benyawa itu mulai tercium di udara dan merubah suasana menjadi semakin mencekam. Tidak perlu menyebutkan langit yang masih terlihat sangat gelap. Hal itu hanya membuat malam ini semakin menakutkan.
Lidya sudah melihat sesuatu yang seperti ini, tapi hal ini jauh lebih menakutkan dari apa yang pernah ia lihat sebelumnya.
Ia membuat api berwarna putih di tangannya dan saat ia berjalan melewati semua tubuh mati itu, ia membakar mereka semua, di belakangnya adalah merupakan gerbang masuk, yang sudah kehilangan pintunya.
Pintu besi yang sangat besar itu terlempar beberapa meter jauhnya dan membuat kerusakan yang cukup besar di sebuah gedung terdekat, yang terbentur dengan pintu itu ketika Lidya memaksa dirinya untuk masuk ke dalam istana dengan membuat sebuah angin topan.
Setelah Lidya membakar semua tubuh yang tak bernyawa, ia membuat seekor kupu-kupu berwarna putih, yang akan membawanya menuju ke arah keberadaan para Donovan bersaudara.
***
"Alpha, maafkan aku," Calleb berkata dengan penyesalan yang sangat dalam saat ia melihat wajah Raine yang sedang tertidur. "Apa yang terjadi kepadanya? Apa dia baik-baik saja?"
Torak hanya memberikannya lirikan singkat sebelum ia menjawab pertanyaan Calleb dengan singkat. "Aku tidak begitu yakin."
Jawaban dari Torak hanya membuat Calleb merasa lebih buruk lagi. Ia sudah gagal, bukan hanya Torak tapi juga Raine. Ia ditugaskan untuk terus menjaganya agar tetap aman, tapi sebelumnya malah ia yang membawa centaurus itu masuk ke dalam sini, bahkan tanpa mengetahui apa yang menjadi tujuan utamanya. Ia seharusnya sudah bisa mencurigai Chiron ketika ia bertemu dengannya secara tiba-tiba di dalam istana ini.
Namun, ia mengabaikan instingnya dan menyebabkan semua hal ini terjadi. Calleb merasa seperti, ia seharusnya bisa mencegah agar semua ini tidak terjadi. Tidak perlu menyebutkan bahwa sesuatu yang buruk akan menimpa Raine.
Torak melihat penyesalan yang terlintas di kedua mata Calleb dan membiarkannya untuk memegang tangan Raine, saat ia mengusapnya dengan lembut.
"Raph, panggil Serefina kesini, ia pasti mengetahui sesuatu tentang kondisi Raine." Torak berkata kepada Raphael, yang masih terlihat sedang memeluk Lana.
Beta itu perlahan melepaskan pelukannya pada Lana dan mengangguk ke arah Torak. "Baiklah."
"Tidak. Aku yang akan memanggilnya." Calleb dengan cepat berdiri dan berlari menuju ke arah pintu, tanpa menunggu jawaban dari Torak. Ia ingin melakukan sesuatu untuk Raine.
Di sisi lain, Torak tidak menghentikannya dan hanya mengalihkan perhatiannya kembali kepada Raine, mengabaikan perseteruan yang terjadi di antara Jedrek dan Kace yang berada tidak begitu jauh darinya.
"Berhenti menghabiskan waktuku!" Jedrek menggertakkan giginya, kedua matanya menyala bergantian dengan warna merah dan hitam. Ia sedang mencoba dengan sangat keras untuk tidak kalah dari sisi buasnya. Karena jika ia melakukannya, ia tidak akan tahu apa yang akan terjadi setelahnya dan tentu saja, apapun yang akan dilakukan oleh sisi buasnya, adalah sesuatu yang tidak akan menguntungkan baginya pada saat ini, untuk menemukan Lilac.
"Kau harus berjanji kepadaku lebih dulu." Kace berkata, nada bicaranya menjadi sangat serius ketika ia menghadapi kakaknya yang sedang marah sambil ia menyembunyikan Hope di balik tubuhnya.
"Ya." Jedrek membalasnya dengan sangat tegas tanpa berpikir dua kali.
"Aku belum mengatakan apapun kepadamu." Kace berkata dengan curiga. Ia memicingkan kedua matanya, mencoba untuk menilai Jedrek, apakah ketulusannya benar atau tidak.
"Aku akan setuju dengan apapaun yang ingin kau katakan sekarang." Jedrek menekankan setiap kata yang ia ucapkan. Ia tidak ingin menghabiskan waktu lagi. Semua iblis itu pasti akan melakukan sesuatu kepada Lilac. Centaurus itu bisa saja melakukan sesuatu kepada Lilac juga!
Kali ini, itu adalah Kace, yang terlihat ragu. Semua centaurus itu sudah menjadi temannya selama hampir dua tahun terakhir dan meskipun apa yang telah Chiron lakukan, ia masih berharap bahwa semua ini akan berakhir dengan berbeda dari apa yang akan ia kira. "Carina tahu dimana Chiron berada."
"Dimana dia?" Jedrek bertanya kepada Kace, ia mengepalkan telapak tangannya dengan erat sehingga kuku-kukunya menjadi berwarna merah.
"Dia berada di luar dinding kota, bersama dengan Sterling." Kace mengatakan kepada Jedrek.
Dan setelah Jedrek mendengar hal itu, ia bergegas untuk melangkah keluar dari ruangan, meninggalkan Kace, yang sedang berteriak dengan kesal kepadanya.
Jedrek melompat dengan tinggi dari balkon lantai dua dan mendarat di bawah dalam wujud buasnya, dibelakangnya, ia bisa mendengar makhluk buas Kace yang mengikutinya, namun Jedrek tidak peduli dengan hal itu. Hanya ada satu hal yang harus ia lakukan dan ia harus menyelesaikannya dengan cepat.
Atau jika tidak, ia akan menyesali semua hal bodoh yang sudah pernah ia lakukan kepada Lilac, tanpa memiliki kesempatan untuk menebus semua kesalahannya, dalam sepanjang waktu hidupnya.
***
"Serefina tidak ada di dalam kamarnya." Calleb melaporkan kepada Torak ketika ia sudah mencari Serefina selama hampir dua jam. Aroma darinya menuntun Calleb menuju ke sisi utara, namun kemudian bau itu menghilang. Ia pasti sudah berteleportasi dari sana. Namun, pertanyaannya adalah; kemana ia pergi?
"Tidak ada di dalam kamarnya?" Torak mengerutkan dahinya dan menatap ke arah Raine lagi, tidak ada lagi yang ia inginkan sekarang selain melihat Raine bisa menatap ke arahnya kembali lagi.
Torak bahkan membiarkan Hope dan Lana berada di sebelah Raine, karena Kace dan Raphael sedang mengejar Jedrek.
"Dia tidak ada di dalam kamarnya?" Lana juga mengerutkan dahinya dan memberikan pertanyaan yang sama. Ia merasa sangat yakin bahwa kemarin adalah 'hari'nya. Serefina biasanya akan tetap berada di dalam kamar selama satu hari penuh.
"Tidak, aromanya menghilang begitu saja di sisi utara. Aku rasa, dia berteleportasi ke suatu tempat." Calleb menyilangkan kedua lengannya, "Kemana dia pergi di dalam waktu seperti ini?"
Ini bukanlah pertama kalinya Serefina tidak ada di dalam saat yang sangat genting.
Sementara, Hope, yang sedang duduk di sebelah Raine mencoba untuk melihat pecahan kaca putih yang ia lihat sebelumnya, namun ia tidak bisa melihatnya lagi.
Ia masih merasa sangat penasaran dengan benda itu dan merasa kecewa juga karena Serefina tidak berada disini untuk menjelaskannya kepada Hope.
Akan baik-baik saja jika benda putih itu tidak akan melukai atau membahayakan Raie, tapi bagaimana jika benda aneh itu akan melakukan hal yang berlawanan?
Namun, hal yang membuat Hope sedikit merasa lega adalah kenyataan bahwa aura gelap yang berada di sekitar Hope telah menghilang.
"Raine?" Hope memanggil namanya ketika ia merasakan pergerakan lemah dari jari-jari Raine, yang sedang ia pegang.
Membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk Raine bisa membuka kedua matanya, dan saat ketika ia melihat ekspresi aneh dari Torak, Raine mencoba untuk berbicara.
"Torak, Serefina..."