webnovel

SITUASI SEKARANG

Ye Xiu mengangguk karena setuju dengan kata-kata dari Xiao Jun. "Masalahnya adalah, aku telah kehilangan kabar dengannya sejak pesan terakhir yang ia kirimkan kepadaku."

Ye Xiu selama ini telah bersembunyi di Kerajaan Rockstone, sejak isu mengenai dirinya dan Senja. Ia tidak dapat kembali ke Kerajaan Xinghe atau bersembunyi di Azura, itulah mengapa cukup sulit baginya untuk terus berkabar dengan Xiao Jun dan Qi Xunyi.

Aksi penyerbuan dari Wang Yu pagi ini menunjukkan bahwa Xinghe tidak memiliki harapan apapun untuk mempertahankan posisinya. Di sisi lain, Qi Xunyi telah menolong Xiao Jun dan Ye Xiu untuk memperoleh informasi rahasia tentang tragedy yang terjadi 8 tahun lalu.

Namun, dengan status Qi Xunyi yang adalah seorang pangeran keempat, ia adalah putra dari Kaisar Xinghe yang lahir dari selirnya, ia tidak memiliki kekuatan yang besar di dalam kerajaan. Selanjutnya, ia juga bukanlah seorang anak kebanggaan.

Ye Xiu dan Xiao Jun mengetahui Qi Xunyi karena ia adalah salah satu murid di Sekte Pedang Gunung Sui, walaupun ia bukan berada di bawah pengawasan Ye Xiu, tapi ia memiliki hubungan yang sangat baik dengan Xiao Jun.

"Bagaimana kau mengabarinya?" Xiao Tianyou bertanya kepada Ye Xiu setelah keheningan yang panjang.

"Seseorang mengirimkan pesanku. Tapi, si pengirim pesan itu belum kembali selama hampir satu bulan hingga saat ini. Kurasa dia telah tertangkap." Ye Xiu mengusap dagunya sambil berpikir dengan serius. "Selain dari informasinya mengenai keterlibatan dari Kaisar Xinghe mengenai pembunuhan orang tuamu, dia memberitahuku bahwa Pangeran ketiga dari Kerajaan Xinghe telah bertindak sangat mencurigakan akhir-akhir ini."

Xiao Tianyou dan Xiao Jun mengarahkan perhatian mereka sepenuhnya kepada Ye Xiu. "Dalam pesan Qi Xunyi, ia tidak merincikan perinciannya, sepertinya itu hanya penilaiannya sendiri." Ye Xiu dengan tergesa-gesa menjelaskan. "Pangeran ketiga dari Kerajaan Xinghe sepertinya telah merencanakan sesuatu dengan seseorang yang berasal dari luar Istana."

"Seseirang dari luar Istana?" Xiao Jun mengulangi kalimat itu. "Apa rencananya?"

Ye Xiu menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu, aku juga ingin mengetahui tentang hal itu. tapi mungkin suratku tidak pernah sampai kepadanya." Surat Ye Xiu seharusnya sudah sampai pada Qi Xunyi beberapa waktu lalu jika pengirim pesan itu masih selamat. "Karena aku tidak pernah dapat balasannya."

"Aku bisa menahan serangan itu setidaknya selama 3 bulan dari sekarang sebelum para pasukanku mencapai Istana Xinghe. Tapi jika lebih dari itu, mungkin akan menimbulkan kecurigaan dari pihak kami." Xiao Tianyou menyatakan. Maksudnya sudah sangat jelas, bahwa batas waktu untuk Ye Xiu dan Xiao Jun untuk memperoleh informasi lebih banyak atau untuk menghubungi Qi Xunyi hanyalah dalam kurun waktu 3 bulan sebelum Kerajaan Xinghe hanya menjadi sebuah sejarah. "Kerajaan Xinghe akan dihancurkan dalam waktu beberpa bulan."

"Guru, jika kau berhasil untuk menemui Qi Xunyi, beritahu kepadanya bahwa Kerajaan Xinghe tidak akan selamat, tapi aku akan mencoba semampuku untuk tetap membuat penduduk Xinghe hidup." Xiao Jun mencoba merapikan kembali pikirannya yang kacau.

Masalah yang harus mereka pastikan saat ini adalah; apakah Kaisar Kerajaan Xinghe berada di bawah hipnotis Modama?

***

Matahari waktu siang adalah matahari yang memberikan cahaya sangat panas dan itu seakan membakar kulit tubuh Senja karena kepanasan.

Rindy telah mempelajari ilmu seni bela diri sejak 3 tahun lalu dan sekarang ia sedang berlatih dengan busur dan panah. Ia membuat Senja berdiri di tengah-tengah halaman sedangkan Rindy berdiri di bawah sebuah kanopi bersama dengan dua pelayan di sisi kanan dan kirinya memegangi tempat anak panah yang penuh dengan panah tumpul.

Penjepit emas yang berada di lengan Rindy bersinar dengan terang ketika ia dengan perlahan mangambil busurnya dan menarik serta membidik sebuah panah yang menunjuk ke arah Senja, menjadikannya sebuah sasaran.

Karena panah yang digunakan oleh Rindy adalah panah yang tumpul, itu tidak akan membunuh Senja, namun rasa sakitnya pasti tetap akan terasa.

Gaun putih Senja ternoda dengan kotoran dan terlihat compang-camping di beberapa lapisan gaunnya. Gadis itu menundukkan kepalanya dan menutupi wajahnya dengan kedua tangan, bermaksud untuk melindungi diri.

"Turunkan kedua tanganmu!" Rindy berteriak dengan kesal dan dengan sengaja ia menargetkan punggung tangan Senja dan melepaskan panahnya.

Senja berteriak kesakitan ketika ia merasakan anak panah itu membentur di tangannya, ia mengatupkan giginya maka ia bisa menahan diri agar air mata tidak mengalir di pipinya. Menangis hanya akan membuat Rindy semakin kesaldan dan itu adalah hal terakhir yang ia inginkan.

Senja mengusap tangannya yang terlihat membiru karena hasil dari tembakan panah Rindy. Ketika ia melihat Rindy yang hendak menembakkan panahnya lagi, Senja memutar balik tumitnya dan berlari ke arah perpustakaan dimana lokasi pintu rahasia itu berada.

Senja berlari secepat yang ia bisa, mengabaikan teriakan Rindy yang terus memanggilnya. Ia mengabaikan langkah kaki tergesa-gesa yang sedang mengejarnya.

Senja hanya berhenti untuk mengatur napasnya ketika ia menutup pintu rahasia itu di belakang sebuah rak buku dan kini ia berada di dalam ruangan rahasianya lagi. Senja berjongkok dan menarik kakinya hingga menyentuh dada lalu memeluk lututnya. Ruangan itu terlihat terang karena cahaya matahari yang masuk dari tiga lubang udara kecil yang berada di dinding.

Isakan tangisnya yang halus adalah satu-satunya suara yang ada di dalam ruangan hening ini.

Ruangan itu cukup kedap suara hingga Senja tidak dapat lagi mendengar keributan yang Rindy ciptakan di luar sana dalam usahanya untuk menemukan keberadaan Senja.

Itu akan memakan waktu lama sebelum Senja dapat keluar dan pergi menuju kamarnya. Tengah malam akan menjadi waktu yang terbaik. Gadis kecil itu mengabaikan suara perutnya yang menandakan bahwa ia kelaparan dan hanya berbaring di atas tumpukan selimut di sisi lain dalam ruangan itu.

Sebuah pemikiran untuk melarikan diri dari tempat ini sangat menggodanya, tapi kenyataan bahwa ia tidak mengenal siapapun di luar sana dan bagaimana cara untuk bertahan seorang diri menangkis keinginannya itu.

Setidaknya disini ia bisa menunggu kakeknya untuk kembali dan situasinya akan menjadi sedikit lebih baik.

Itu sudah kurang lebih selama satu tahun sejak terakhir kali ia bertemu dengan kakeknya dan juga hampir satu tahun sejak Paman Ye Xiu meninggalkannya. Senja ingin bertemu dengan Paman Ye Xiu lagi dan Ye Qing, terutama Bibi Su. Namun, ia tahu bahwa hal itu sangat mustahil baginya untuk bisa bertemu mereka lagi karena kesalahpahaman kakeknya mengenai hal yang terjadi diantara mereka.

Senja salah dalam fakta ini.

Berita terbaru yang ia dengar dari apa yang dikatakan oleh Penjaga Bayangan, pasukan Azura di bawah naungan Pangeran Xiao Tianyou telah berhasil menempati Ibu Kota di Kerajaan Xinghe. Itu hanya masalah hari sebelum Kerajaan Xinghe akan menjadi bagian dari Kerajaan Azura.

Senja tidak peduli sedikitpun mengenai hal itu, ia hanya berharap bahwa kakeknya dapat kembali sebelum ia berusia 10 tahun, satu pekan dari sekarang.

Próximo capítulo