Kutapakkan kedua kakiku tepat di depan sebuah bangunan besar. Untung saja jalanan sedang sepi, kalau tidak pasti semua orang mengiraku siluman burung. Aku pernah sekali ke tempat ini. Tidak kusangka aku akan mengunjungi tempat ini lagi.
Dari arah gerbang, muncul sosok yang mampu mengejutkanku.
"Tuan Miryu~!!"
Sosok itu langsung menubrukku hingga kami jatuh bersamaan, membuat tubuhku tepat di bawah tubuhnya. Adegan ini lagi?
Sial! Posisi yang ambigu, woy! Untung aku bukan tipenya. Tapi, kenapa jantungku masih berdetak tak karuan begini tiap kali didekat Nana, ya?
Mungkin banyak yang mengira bahwa iblis itu jantungnya tak berdetak dengan suhu badan yang sedingin es. Aku pernah membahas ini. Kami ini bukanlah vampir.
Kami ini bangsawan iblis tingkat satu. Jadi, kami bisa mempertahankan wujud kami sebagai manusia biasa. Bahkan, kami juga bisa mati. Bedanya setelah kami mati tak ada yang tersisa dari kami. Tubuh kami akan melebur bagai abu. Seperti ya terjadi pada Aria waktu itu.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com