"Ember apa ini, Joon?" tanya Kenichi sambil berjongkok, menyentuh air yang berada di bawah kaki keponakannya. Kenichi tersentak saat menyentuh air di ember itu ternyata hangat.
Itu bukan air seni Joon, 'kan? Pikiran nista Kenichi. Ia jijik sendiri karena sudah menyentuh air yang dikiranya air seni itu.
"Joon merendam kaki Joon ke ember air dingin agar kepala Joon dingin, Dad. Eh, tidak tahunya airnya malah berubah jadi hangat," sahut Joon. Ia meraih mangkuk yang baru saja diletakkan daddy-nya di nakas. Joon mulai memakan soto ayam itu dengan lahap.
"Ah, begitu. Daddy kira itu air senimu, Joon."
"Uhuk! Uhuk!" Joon terbatuk keras mendengar tuduhan daddy-nya. Joon tersedak kuah soto saking kagetnya. "Daddy jangan ngarang! Ya kali air seninya Joon sampai seember gini, heh? Lalu, untuk apa kaki Joon berendam di air seni? Kurang kerjaan sekali!" sungut Joon, kesal.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com