Jalanan kota Ankaji saat ini sangatlah padat dipenuhi oleh kereta pembawa barang, dikarenakan banyaknya pedagang mendatangi kota ini untuk mencoba peruntungan mereka meraih beberapa koin emas. Hal ini dikarenakan, Duke wilayah Ankaji akan membeli apapun untuk memenuhi kebutuhan penduduknya saat ini.
Namun pada jalanan yang padat tersebut, tiga orang dengan jubah khas, beserta seseorang yang menyembunyikan identitasnya dibalik jubah yang menutup seluruh tubuhnya, sedang berjalan menuju kekediaman Duke kota ini.
"Aku tidak tahu, kalian merupakan anggota dari Elite" kata seorang yang bersembunyi dari balik jubahnya, yang tidak sengaja bertemu dengan beberapa orang yang dikenalnya.
Orang tersebut merupakan Lilliana S. B. Heilight atau lebih dikenal sebagai putri dari kerajaan Heilight yang melarikan diri dari kerajaannya. Saat dia sedang menunggu kereta yang ditumpanginya memasuki kota, dia tidak sengaja melihat Shizuku dan Kaori melewati keretanya.
Hingga akhirnya, dia memutuskan ikut dalam kelompok yang bersama Zen, menuju kekediaman Duke daerah Ankaji ini. Mereka mulai membicarakan, bagaimana putri tersebut melarikan diri dari kerajaan.
Namun disisi lain, salah satu dari mereka saat ini dipusingkan oleh beberapa kabar yang diterimanya dari mata – mata yang ditepatkan pada Ibukota kerajaan Heilight.
"Terlalu banyak peperangan yang akan terjadi" gumam Zen, setelah dia menerima pesan dari bawahannya, yang menginformasikan bahwa pergerakan iblis didalam istana Kerajaan Heilight sudah mulai intens.
[Sepertinya, perang pada hutan Haulia akan pecah terlebih dahulu Kak] kata Irene, yang saat ini sedang membantu Zen menyusun kembali rencana mereka.
"Yap, dipastikan seperti itu. Pihak Hoelscher akan menyerang besar – besaran pada hutan Haulia, dan juga aku mendapatkan informasi pihak iblis juga sudah sampai dihutan tersebut" kata Zen.
[Lalu apa yang akan Kakak lakukan selajutnya?] tanya Irene.
"Sepertinya, aku akan menuju kota Verbergen terlebih dahulu, dan mungkin menaklukan Labirin yang berada disana sambil melihat jalannya perang, walaupun aku yakin para prajuritku mampu mengalahkan mereka semua" kata Zen
Zen terus mendiskusikan sesuatu bersama Irene, hingga ketiga orang yang mengikutinya mulai merasa terasingi olehnya. Bahkan putri Lily merasa sedikit sedih, apalagi Zen saat ini serasa acuh dengan keberadaannya.
"Apakah ada sesuatu yang menganggumu Zen?" tanya Shizuku.
Zen yang mendengar pekataan dari Shizuku akhirnya mulai menyudahi percakapannya dengan Irene dan menoleh kearas Shizuku sambil tersenyum saat ini.
"Ah.. aku hanya memikirkan sesuatu" kata Zen.
Akhirnya Zen mulai ikut serta masuk kedalam obrolan mereka bertiga, sambil terus berjalan menuju kekediaman Duke ditempat ini. Selang beberapa lama kemudian, Akhirnya mereka tiba dikediaman Duke tanpa halangan yang berarti.
Memang, jubah yang digunakan Zen, Shizuku dan Kaori menandakan mereka anggota dari kelompok yang dilabeli sebagai kelompok kafir, tetapi penduduk Ankaji tidak memperdulikan hal tersebut, karena melihat apa yang dilakukan Zen dan kelompoknya pada kota ini.
"Selamat datang Zen-san, apakah kedatangan anda kali ini akan memurnikan mata air dikota ini?" tanya Duke kota ini kepada Zen, setelah dia bertemu dengannya.
"Tentu saja, tetapi bisakah anda memberikanku sebuah kamar. Aku harus melakukan sebuah ritual terlebih dahulu" kata Zen.
"Baiklah" balas Duke tersebut dan menyuruh beberapa pelayannya untuk menggiring Zen beserta kelompoknya menuju kesebuah kamar saat ini.
Selang beberapa lama kemudian, akhirnya pelayan tersebut sudah mengantarkan mereka pada sebuah kamar, dan mulai berpamitan kepada Zen beserta kelompoknya saat Zen berkata untuk pelayan tersebut dapat meninggalkan mereka saat ini.
"Bisakah kalian berdua menungguku disini" kata Zen kepada Shizuku dan juga putri Lily.
"Mengapa kami tidak bisa mengikutimu memasuki kamar ini Zen?" tanya Shizuku.
"Sudah kubilang, aku akan melakukan sebuah ritual bersama Kaori saat ini" kata Zen lalu menarik tangan Kaori memasuki kamar tersebut.
Shizuku sempat bingung dengan perkataan Zen tersebut, namun kemudian dia sadar dengan kata ritual yang dikatakan Zen sebelumnya, terlebih lagi setelah dia melihat sahabatnya Kaori yang memerah saat mereka berdua keluar dari kamar tersebut.
Awalnya Kaori juga sempat bingung dengan apa yang akan dilakukan oleh Zen, hingga dirinya dibawa masuk kesebuah kamar dan langsung menciumnya setelah menutup pintu kamar yang dimasuki oleh mereka berdua.
Kaori sempat terkejut dengan tindakan Zen yang tiba – tiba ini, namun sesuatu mulai memasuki kepalanya saat ini, dikarenakan Zen mulai mentransferkan Restoration Magic kepada Kaori, yang berguna untuk menjernihkan mata air ditempat ini.
"Maafkan aku Kaori, tetapi akan memakan waktu untuk menjelaskan" kata Zen sambil tersenyum setelah selesai mentransferkan skillnya.
"T-tidak apa – apa Zen" kata Kaori yang saat ini mulai merona, karena tindakan Zen yang sangat mendadak tersebut.
"Mari kita menyelesaikan permasalahan kota ini Kaori" kata Zen dan dibalas anggukan Oleh Kaori saat ini.
Saat ini, mereka akan menuju ketempat mata air kota ini, Namun Lily yang mengikuti mereka sangat ingin tahu ritual apa yang sebenarnya dilakukan Zen bersama Kaori saat ini.
"Shizuku, apakah kamu mengetahui ritual apa yang mereka lakukan?" tanya Lily kepada Shizuku sambil berbisik kepadanya saat ini.
"Aku juga tidak tahu" balas Shizuku yang sebenarnya sangat mengetahui apa yang dilakukan Zen bersama dengan Kaori tadi.
Akhirnya mereka tiba disebuah tempat yang dipenuhi air, yang menjadi pusat perairan pada kota yang tandus ini. Tempat ini sudah dipenuhi oleh beberapa orang beserta Duke kota ini yang ingin melihat, bagaimana mereka akan memurnikan air ditempat ini.
"Kaori" kata Zen, dan menyuruh Kaori untuk segera memurnikan air pada tempat ini.
Kaori langsung mendekat pada pusat air, dan mulai merapalkan sebuah mantra. Kaori mulai menggambungkan Skill yang dimilikinya dengan skill Restoration yang diberikan oleh Zen sebelumnya dan mencoba menmurnikan air ditempat ini.
Cahaya yang diciptakannya perlahan mulai memasuki dasar dari mata air ditempat ini, dan langsung memurnikan air yang dikeluarkannya. Semua orang disana mulai kagum dengan apa yang dilakukan oleh Kaori saat ini.
"Kerja bagus Kaori" kata Zen, Shizuku dan Lily bersamaan.
Akhirnya mereka mulai kembali kekediaman Duke dan bermalan dikota ini, hingga keesokan harinya Zen bersiap untuk menuju Hutan Haltina, dimana sebuah dager yang memiliki sebuah lingkaran sihir teleportasi sudah dibawa oleh seseorang dari manusia kelinci, dan sudah sampai digaris depan peperangan pada Verbergen.
"Bisakah aku mengikuti kalian?!" kata Lily yang akhirnya menghalangi tindakan dari Zen yang akan meninggalkan kota ini.
"Maafkan aku tuan putri, bukankah lebih baik anda tetap berada disini?" kata Zen
"Tapi..." kata Lily
"Sudahlah Lily, benar kata Zen lebih baik kamu tetap berada disini. Lagipula kupastikan kami akan menjemputmu setelah masalah di Haltina selesai" kata Shizuku.
"Hah... baiklah. Dan cepatlah kembali, kalian sudah berjanji kepadaku untuk membantuku" kata Lily dan dibalas anggukan oleh Shizuku dan Kaori.
Zen lalu melambaikan tangannya kepada Lily dan pada beberapa orang yang akan mengantarkan kepergian mereka, dan akhirnya mulai membawa Shizuku dan Kaori menghilang dari sana.
"Hah... mengapa sampai saat ini dia juga masih memanggilku Tuan Putri dan tidak berbicara santai denganku"