webnovel

Vampire

Saat ini, semua anggota yang tinggal ditempat ini sedang berkumpul bersama dimeja makan dan menikmati makan malam mereka, sebelum Zen akan pergi keesokan harinya. Saat ini suasana yang hangat bisa terlihat disini.

Sampai akhirnya mereka semua berkumpul dan bercengkrama bersama diruang keluarga dari rumah ini.

"Asuna Mama, tadi Papa membuat air ajaib" kata Yui.

Memang, para wanita Zen yang tidak bersamanya saat Zen menciptakan kolam dari Ambrosia, belum mengetahui informasi tersebut, dikarenakan Zen dan yang melihatnya tadi lupa memberitahukannya.

"Benarkah? Air ajaib seperti apa?" kata Asuna yang membalas perkataan putrinya tersebut.

"Air yang bisa menyembuhkan apapun" kata Yui.

Namun Asuna yang mendengar itu, hanya tersenyum. Karena dia mengira Zen menunjukan suatu trik kepada putrinya itu.

"Benarkah, lalu apa yang Papamu lakukan?" tanya Lisbeth yang akhirnya ikut mengobrol bersama dengan kedua orang tersebut.

"Papa membuat tangan Aki Mama berdarah lalu meminumkan air tersebut. Dan tiba – tiba saja tangan Aki Mama langsung sembuh" kata Yui.

"Mengapa trik yang Zen lakukan sangat menyeramkan?" kata Asuna didalam hatinya.

"Oh.. air itu bernama Ambrosia. Air itu bisa menyembuhkan apapun" kata Zen yang akhirnya ikut mendengar cerita mereka.

"Apa mahsutmu Zen?" tanya Sinon yang akhirnya angkat bicara setelah sedari tadi hanya mendengarkan perbincangan mereka.

"Kamu bisa menanyakan kepada Aki-san, Rinko-san dan Yuna" kata Zen.

Lalu Yuna yang duduk diseberang tempat mereka menyadari tatapan oleh beberapa orang disitu yang membuatnya sempat bungung. Zen lalu memberikan genture kepada Yuna mendekat kearah mereka.

Setelah dia tahu mahsut dari tatapan mereka, Yuna dengan jelas menjelaskan tentang apa yang mereka lakukan tadi pagi kepada wanita Zen yang tidak berada disana sebelumnya.

Disisi lain, Asuna yang mendengar tentang air itu, langsung melebarkan matanya dengan ekspresi bahagia saat ini.

"Berarti dia bisa sembuh" gumama Asuna, namun bisa didengar oleh Zen yang berada disebelahnya.

"Siapa yang bisa sembuh Asuna?" tanya Zen.

"Zen, apakah air itu bisa menyembuhkan apapun?" tanya Asuna yang tidak menghiraukan pertanyaan Zen tadi. Zen yang mendengar pertanyaan ini, sangat mengerti mahsut wanita yang bertanya kepadanya itu.

"Maafkan Asuna. Memang benar, air itu bisa menyembuhkan apapun. Namun jika untuk menyembuhkan orang lain selain yang mengetahui rahasiaku, aku tidak akan mengijinkannya" kata Zen.

"Apa mahsutmu Zen? Aku hanya memintanya sedikit jika benar air itu bisa menyembuhkan apapun. Dan juga, aku akan menggunakan kepada sahabatku Yuuki" kata Asuna.

"Maafkan aku Asuna, aku tidak bisa mengijinkannya" kata Zen.

"Tapi mengapa Zen?! Bukankah kita harus saling menolong" kata Asuna yang saat ini mulai sedikit emosi kepada pria didepannya saat ini.

Wanita yang lainnya mencoba menenangkan Asuna setelah melihat kejadian itu, namun tindakan mereka dihentikan oleh Zen saat ini. Namun Yuna sendiri yang sudah melihat perdebatan itu, langsung membawa Yui menuju kekamarnya saat ini.

"Asuna dengarkan aku, aku sangat menyukai sifat ini dari dirimu, namun apakah kamu tahu jika dia berhasil sembuh, bisakah kamu jelaskan pada manusia di dunia asalmu, bagaimana kamu melakukannya?" kata Zen.

"Tenanglah Zen, aku pasti akan menjelaskannya seakan – akan itu merupakan keajaiban, dan membuat mereka tidak mencurigai apapun" kata Asuna.

"Benarkah? Pria yang dicurigai mencuri data Rath dan data itu lenyap entah kemana, dan tiba – tiba saja wanitanya bisa menyembuhkan seseorang dengan penyakit kanker, bagaimana kamu menjelaskannya Asuna?" tanya Zen.

Mendengar itu, Asuna hanya termenung mendengar perkataan Zen tersebut.

"Dengar Asuna, didunia yang aku kunjungi, hal ini sangat biasa bagi mereka. Bahkan jika aku membawa orang ke Alaska, ekspresi mereka akan biasa saja, karena hal seperti sihir dan sebagainya sangat biasa disana. Namun tidak dengan duniamu itu" kata Zen.

"Lalu apa yang harus aku lakukan dengan sahabatku itu Zen?" kata Asuna saat ini mulai menangis.

"Bagaimana jika kita melakukan itu secara sembunyi – sembunyi Zen?" kata Aki yang akhirnya menyela mereka.

"Apa mahsutmu Aki-san?" tanya Zen.

Lalu Aki menjelaskan rencananya kepada Zen, namun bukan hanya Aki saja, bahkan wanita yang lain mulai memberikan saran mereka masing – masing, dan dengan kompak membentuk sebuah rencana untuk membantu sahabat dari Asuna tersebut.

Melihat itu Zen hanya tersenyum, melihat kekompakan para wanitanya saat ini.

"Bagaimana Zen?" tanya Aki

"Hah.. Baiklah, tetapi pastikan hal ini tidak terbongkar" kata Zen yang mulai mengalah karena bujukan dari semua wanitanya.

Melihat persetujuan Zen, Asuna langsung memeluk pria yang dicintainya tersebut.

"Terima kasih Zen."

.

.

Setelah menyelesaikan perdebatannya dengan wanitanya, Zen akhirnya memutuskan bahwa wanitanya yang akan melakukan rencana tersebut. Dan membiarkan mereka melakukan apa yang mereka inginkan. Namun Zen mengingatkan bahwa, air itu tidak bisa digunakan sembarangan, apalagi menyembuhkan orang – orang sembarangan.

Zen cukup lama tinggal di Alaska untuk sekedar kembali kedunia Sword Art Online, untuk menunjukan dirinya, agar tidak diperkirakan melarikan diri, dan menambah kecurigaan dari segelintir orang.

Kemudian sudah tiga hari Zen kembali kedalam dungeon ini. Saat ini dia fokus membantai semua monster diarea ini, walaupun dia belum turun terlalu jauh dari lantai tempat dia terjatuh. Zen saat ini statusnya sudah meningkat lumayan pesat.

STR, AGI dan INT nya sudah menanjak ke D sedangkan DEX nya masih di E. Zen saat ini memfokuskan untuk meningkatkan statusnya, dan juga dia sudah meraih beberapa skill karena level skill Absorbnya sudah mulai tinggi dan dia bisa menyerap bukan hanya satu pilihan saja sekarang.

"Sepertinya aku harus turun semakin kedalam" kata Zen. Karena monster disini semakin sedikit populasinya setelah Zen terus membantainya.

Dia akhirnya memutuskan untuk turun semakin dalam pada dungeon tersebut. Sudah seharian Zen meninggalkan tempat dimana dia membantai semua monster, dia saat ini terus turun. Namun bedanya, saat ini dia sudah tidak menggunakan skill cahayanya, karena dia mendapatkan sebuah skill yang berguna, yaitu Night Vision.

Entah sudah beberapa hari Zen terus membantai beberapa monster. Zen sepertinya sudah turun puluhan lantai, karena dia lupa menghitung setelah hitungannya yang kesebelas. Peningkatan Zen saat ini sangat drastis. Walaupun dia belum sekuat dari puncak monster disini, tetapi peningkatannya sangat pesat.

Berbagai monster yang aneh, terus dia temuni. Namun dengan sigap, Zen mambatai semuanya. Bisa dilihat sekarang, statusnya hampir menyentuh A. Walaupun Zen banyak membantai musuh, tetapi XP yang dibutuhkan untuk meningkatkan statusnya sangat banyak, jika statusnya semakin tinggi.

Saat ini, dia berjalan disebuah lorong yang diujungnya ada sebuah pintu besar yang megah berdiri. Zen sudah berada didepan pintu itu dan memperhatikannya saat ini.

"Tunggulah, aku akan menyelamatkanmu putri Vampire"

Próximo capítulo