webnovel

Beta Tester

Zen saat ini berdiri di sebuah gerbang pintu keluar dari kota di lantai satu ini.

Zen sudah mengelilingi kota ini sejak ekperimennya membeli apel sebelumnya. Zen sangat takjub dengan game ini, karena game ini sangat nyata walaupun tidak sesempurna seperti dunia nyata, tetapi dunia ini sangat nyata menurutnya.

Bahkan bukan cuma itu, semua indra yang kita miliki berfungsi sangat baik disini, walaupun tidak terlalu sempurna.

Dan setelah beberapa waktu mengelilingi kota, akhirnya Zen memutuskan untuk mencoba untuk pergi keluar kota dan memulai mengalahkan beberapa monster.

Setelah keluar dari kota, hal pertama yang Zen lihat adalah, hamparan luas rerumputan dengan pemandangan yang sangat menakjubkan dari kejauhan.

Zen merasakan dirinya mulai merinding sedikit karena pemandangan ini. Terlebih lagi, pemandangan ini berbanding terbalik dengan kota yang Zen kunjungi sebelumnya karena kota awal tadi bertema seperti abad pertengahan dengan bangunan - bangunan klasiknya.

Pemandangan diluar kota bisa dibilang sebagai pemandangan dunia fantasi yang sangat nyata. Dari kejauhan, kita bisa melihat beberapa pulau melayang dengan air mancur yang terjatuh dari pulau tersebut dan menyebabkan terbentuknya pelangi disekitarnya.

Tidak hanya itu, beberapa monster seperti Wyvern bertebangan dengan bebas seperti burung dilangit yang luas ini.

"Wow.. Benar - benar sangat nyata" kata Zen dengan masih menikmati pemandangan yang indah ini.

"Pantas saja seluruh dunia sangat heboh dengan game ini, tetapi mereka tidak mengetahui bencana yang akan disebabkan oleh keajaiban ini." Kata Zen didalam hatinya.

Setelah puas memandangi pemandangan ditempat ini, Zen mulai melakukan pemanasan dengan meregangkan badannya untuk mencoba bertarung melawan beberapa monster yang berada di sekitar sini.

Lalu dia mengeluarkan sebuah pedang yang merupakan senjata awal bagi player dari penyimpanannya.

"Baiklah mari kita mencoba melawan monster" kata Zen dengan penuh semangat.

Tidak jauh dari sana, terdapat sebuah babi hutan dengan bar darah yang berada disamping kepalanya, seperti monster yang dilawan Kirito saat hendak mengajari Klein.

"Baiklah babi hutan jahanam, kamu akan menjadi lawan latihanku" kata Zen sambil menodongkan pedangnya kearah babi hutan tersebut.

"Hyaaaaaaaa" teriak Zen dengan memegang pedangnya lalu berlari menuju kearah babi hutan tersebut.

'Swoshhhh' suara tebasan yang berasal dari Zen saat hendak menebas babi hutan tersebut.

Namun sialnya Babi hutan itu sangat lincah dan mulai menghindari Zen lalu menyeruduk badan Zen

"Awhhhhhhh" terika Zen kembali, namun..

"Hah, ternyata tidak sakit" kata Zen sambil memegang badannya yang diseruduk oleh babai hutan tersebut.

"Ternyata game ini tidak memiliki pain resistance" kata Zen selanjutnya. Namun kemudian melihat bar HPnya yang berkurang akibat serangan itu.

"Baiklah babi jahanam, tadi aku hanya memberikanmu keringanan, sekarang aku akan menebasmu sampai mati!" teriak Zen seakan - akan babi hutan tersebut adalah musuh bebuyutannya.

Disisi lain, para player yang menjadi beta tester game ini yang melihat perilaku Zen, hanya melewatinya dengan menahan tawa mereka.

"Hyaaaaaaaa" teriak Zen kembali sambil berlari menodongkan pedangnya kearah babi hutan tersebut sambil mencoba menebasnya.

"Hyat... Hyat... Hyat..." suara yang keluar dari mulut Zen mencoba menebas babi hutan tersebut, namun tidak bisa dikenainya karena babi hutan itu terus menghindar.

[Hahahahahaha] Lalu terdengar suara dari pikiran Zen, yang merupakan tawa dari Irene.

[Kau akan menjadi aktor yang bagus Kak] kata Iren kemudian.

"Diamlah Irene, kamu tidak tahu bahwa babi hutan ini sangat kuat. Lihat saja, aku menebasnya beberapa kali tetapi masih tidak mengenainya" Kata Zen yang masih mencoba menebas babi hutan tersebut.

[Hahahahahaha] Namun Irene masih saja menertawakan perilaku Zen yang masih mencoba menebas babi hutan tersebut.

[Bagaimana kalau Kakak menggunakan sword skill seperti yang dilakukan Kirito saat mengajari Klein] kata Irene setelah puas menertawakan Zen.

Mendengar ini Zen mengingat sesuatu, bahwa game ini mempunyai sebuah tehnik yang dapat membantu mengalahkan musuh yang disebut sword skill.

"Bagaimana cara menggunakannya Irene?" tanya Zen

[Kakak hanya harus memfokuskan kekuatan Kakak pada pedang Kakak.] kata Irene.

Lalu Zen mencoba mempraktekan saran Irene, dengan memfokuskan kekuatannya pada pedangnya. Lalu pedang itu mulai bersinar seperti mengumpulkan cahaya disekitarnya.

"Swooosh" Sebuah tebasan cepat mengarah ke babi hutan tersebut yang dilakukan oleh Zen dengan kecepatannya yang meningkat akibat menggunakan sword skill itu.

Babi yang ditebas Zen perlahan - lahan mulai meledak dan berubah menjadi pecahan cahaya yang menandakan babi hutan itu berhasil dikalahkan.

"HAHAHAHAHA" tawa Zen

"Rasakan kau babi busuk, itulah kekuatan asliku" kata Zen sambil merayakan kemenangannya.

"Jadi begitulah mengaktifkan sword skill, baiklah Irene mari kita lanjutkan perburuan kita" kata Zen dengan bersemangat.

.

.

Begitulah hari - hari dilewati oleh Zen setiap hari. Zen hanya memainkan game ini, makan, tidur dan kadang - kadang menemani Suguha berjalan - jalan.

Zen menghindari tampil menonjol pada saat ini, Zen hanya mencoba membiasakan dirinya untuk menghadapi game kematian yang akan tiba.

Zen sudah memetakan beberapa tempat yang berguna untuk meningkatkan kekuatannya pada lantai 1 hingga 4.

Namun dari beberapa beta tester, ada seorang yang sangat menonjol, namun identitasnya tidak diketahui oleh siapapun, namun Zen mengetahui player tersebut.

Seorang solo player yang mempunyai level tinggi dan menaklukan semua dungeon seorang diri.

"Jadi Kirito berhasil mengalahkan boss lantai 6 ya" gumam Zen setelah mendengar desas - desus yang tersebar disekitarnya.

Sebenarnya Zen bisa saja mengalahkan Kirito dan menaklukan beberapa dungeon dan mengalahkan boss lantai, namun Zen memutuskan untuk tidak ingin menjadi bahan perhatain.

Saat ini Zen berada disebuah hutan sedang melawan beberapa monster.

"Swoshh" suara tebasan yang berasal dari pedang Zen dan mengalahkan 3 goblin sekaligus.

"Akhirnya close beta game ini akan berakhir" kata Zen setelah mengalahkan 3 buah goblin tersebut.

Setelah itu Zen mulai melanjutkan perburuannya, hingga batas waktu game ini berakhir.

Akhirnya sebuah pengumuman mengatakan bahwa sesi close beta ini akan berakhir dan game ini akan dirilis seminggu kemudian terdengar.

"Akhirnya sudah selesai." Kata Zen mendengar pengumuman tersebut.

"Game kematian aku datang"

Kata Zen lalu dia dipaksa keluar dari dari game tersebut.

Próximo capítulo