webnovel

Anak sulung

Yudhistira termenung di kamarnya menatap pantulan diri lewat cermin. Wajahnya amat berantakan, gurat lelah dan sembab tak luput dari sana.

Abah sudah pergi.

Tanpa memberi tanda tanda dan juga tanpa memberi petunjuk apapun. Abah masih terlihat seperti biasa pagi tadi. Siapa sangka, malam ini abah sudah tidak ada di rumah ini. Sudah kembali berpulang ke rumahnya yang sesungguhnya.

Yudhis menunduk, menatap bingkai foto dirinya dan abah yang ia ambil dari ruang tengah. Foto itu diambil beberapa tahun yang lalu, saat ia wisuda sekolah menengah atas. Abah tampan bangga merangkul bahu Yudhis lengkap dengan senyum lebar khas abah.

Si sulung Adyatma mengusap foto itu. Jujur, jarang sekali ia berfoto bersama abah. Pun, karena memang ia tidak terlalu suka di foto, berbeda dengan adik adiknya yang sangat narsis.

Yudhis mendekap erat benda itu. Tangisnya kembali pecah. Terimakasih dan maaf, dua kata ia gumamkan berkali lali.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com

Próximo capítulo